Keluarnya dana investor asing dari SBN sepanjang tahun ini dinilai masih wajar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara (SBN) terus turun. Merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, per 24 Maret, jumlah kepemilikan asing di SBN sebesar Rp 952,57 triliun.

Jumlah ini turun sekitar Rp 15,4 triliun sejak awal Maret yang jumlahnya masih sekitar Rp 967,97 triliun. Sementara sejak awal tahun ini, dana yang keluar dari SBN sudah mencapai Rp 21.91 triliun. 

Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf menyebut, keluarnya investor asing dari SBN didorong oleh tren kenaikan yield US Treasury dalam beberapa waktu terakhir. Kendati demikian, jumlah koreksi ini dinilai tidak se-signifikan dibanding koreksi pada 2013 maupun awal pandemi Covid-19 kemarin.


“Koreksi ini juga wajar dan bisa dibilang tidak memberi efek yang signifikan, karena secara umum, dengan naiknya yield US Treasury, yield obligasi di semua negara pun ikut menyesuaikan untuk menjaga spread. Sementara yield SBN kita, dalam beberapa waktu terakhir justru relatif baik pergerakannya walau mengalami kenaikan,” kata Dimas ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (29/3).

Dimas menilai, salah satu penyebabnya adalah posisi investor domestik yang juga kuat di pasar SBN. Oleh karena itu, jumlah dana investor asing yang keluar pun tidak terlalu banyak. Padahal, dalam satu bulan terakhir, pertumbuhan kredit sudah mulai naik, tapi kepemilikan bank di SBN justru masih stabil. 

Baca Juga: Ekonomi AS pulih lebih cepat, ekonom: Bisa jadi peluang peningkatan ekspor Indonesia

Dimas melihat ini menandakan likuiditas dalam negeri masihlah berlimpah.

Apalagi, perbankan juga memanfaatkan momen koreksi harga SBN ini sebagai jendela untuk masuk lagi ke pasar SBN. 

Menurut Dimas, hal ini membuat investor asing semakin yakin terhadap SBN Indonesia. Karena, jika terjadi koreksi, para investor domestik tersebut setidaknya bisa menopang pasar. 

Semntara dari porsi investor asing di SBN, saat ini jumlahnya berada di level 22,99% dari sebelumnya 23,73% pada awal Maret. Sementara sebelum pandemi, porsi investor asing di SBN bisa mencapai 35%, bahkan sempat hingga 40%. Dimas sendiri mengaku, porsi investor asing di SBN sebaiknya memang tidak terlalu besar.

“Bisa dibilang cara transaksi investor asing di pasar sekunder itu one shot dengan size yang besar. Sehingga jika pasar sedang tertekan, koreksi tidak hanya dalam, namun juga cepat. Berbeda dengan gaya investor domestik yang cenderung lebih berhati-hati dalam bertransaksi, sehingga ketika tertekan, koreksi akan jauh lebih terukur,” terang Dimas.

Oleh karena itu, Dimas meyakini, porsi investor asing yang ideal ada di kisaran 25%. Ia pun menilai, porsi investor asing saat ini bisa mengalami kenaikan. Pasalnya, secara nilai tukar, rupiah pergerakannya cukup stabil.  Walaupun melemah, pelemahannya justru tidak sebesar penguatan indeks dolar AS. ini mengindikasikan nilai tukar rupiah masih cukup kuat.

Baca Juga: Arus modal asing keluar Rp 990 miliar pada pekan ini

Lebih lanjut, menurutnya, salah satu pemicu investor asing bisa masuk lagi ke pasar SBN adalah dengan yield US Treasury yang kembali turun. 

Namun, Dimas menyangsikan hal itu bisa terjadi, mengingat inflasi AS diekspektasikan akan naik lagi, sehingga yield US Treasury belum akan turun dalam waktu dekat. 

“Jadi agar menarik investor asing, kita harus bisa perlihatkan, spread antara US Treasury dan yield SUN 10 tahun bisa turun sedikit demi sedikit. Jika spread bisa kembali ke level 500 bps, sebenarnya itu sudah bisa membuat investor asing untuk kembali melirik SBN, apalagi dibanding peers, kita juga lebih menarik,” pungkas Dimas.

Selanjutnya: Level CDS Indonesia terkerek kenaikan yield obligasi AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi