JAKARTA. Sudah lebih dari sebulan, Obligasi Negara Ritel seri ORI-011 diperdagangkan di pasar sekunder. Namun, surat utang bertenor tiga tahun ini belum mampu menjaring minat manajer investasi (MI) membundel sebagai aset dasar reksadana. Padahal, sepanjang Oktober lalu, ORI-011 menjadi instrumen utang pemerintah yang paling ramai diperdagangkan di pasar sekunder. Volume transaksinya Rp 51,81 triliun, dengan frekuensi transaksi 16.578 kali. Sayang, ramainya transaksi di pasar sekunder tak lantas membetot minat MI untuk memburu sebagai aset dasar reksadana. Sejumlah MI menyatakan, hasil investasi ORI-011 kurang menarik. Apalagi pasokan instrumen tersebut di pasar sekunder tak sebesar kebutuhan mereka. Sekadar mengingatkan, ORI-011 diterbitkan pada 22 Oktober 2014. Harga par saat diterbitkan senilai 100, dengan kupon 8,50%. Kemudian, per 12 November lalu, instrumen ini mulai diperdagangkan di pasar sekunder. Hingga 19 Desember 2014, yield surat utang ini sudah turun ke level 7,93%, sedangkan harganya naik menjadi 101,41.
Kemahalan, ORI-011 belum diminati MI
JAKARTA. Sudah lebih dari sebulan, Obligasi Negara Ritel seri ORI-011 diperdagangkan di pasar sekunder. Namun, surat utang bertenor tiga tahun ini belum mampu menjaring minat manajer investasi (MI) membundel sebagai aset dasar reksadana. Padahal, sepanjang Oktober lalu, ORI-011 menjadi instrumen utang pemerintah yang paling ramai diperdagangkan di pasar sekunder. Volume transaksinya Rp 51,81 triliun, dengan frekuensi transaksi 16.578 kali. Sayang, ramainya transaksi di pasar sekunder tak lantas membetot minat MI untuk memburu sebagai aset dasar reksadana. Sejumlah MI menyatakan, hasil investasi ORI-011 kurang menarik. Apalagi pasokan instrumen tersebut di pasar sekunder tak sebesar kebutuhan mereka. Sekadar mengingatkan, ORI-011 diterbitkan pada 22 Oktober 2014. Harga par saat diterbitkan senilai 100, dengan kupon 8,50%. Kemudian, per 12 November lalu, instrumen ini mulai diperdagangkan di pasar sekunder. Hingga 19 Desember 2014, yield surat utang ini sudah turun ke level 7,93%, sedangkan harganya naik menjadi 101,41.