Kemampuan Bayar Nasabah Multifinance Masih Terkontrol



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ekonomi masih berada di bayang-bayang inflasi, kemampuan bayar nasabah multifinance tampaknya masih terkontrol. Hal tersebut tampak dari tren penarikan kendaraan di beberapa perusahaan multifinance.

Sebut saja, CIMB Niaga Finance yang mencatat angka pengembalian unit dari nasabah yang tidak sanggup melanjutkan cicilan sesuai kontrak sepanjang semester 1/2022 sebanyak 520 unit. Angka tersebut justru turun dari periode sama tahun lalu sekitar 28% atau dari 723 unit.

Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman menyebut angka recovery rate dari hasil penjualan lelang unit-unit tersebut berkisar di angka 95%. Menurutnya, penjualan melalui lelang rata-rata memakan waktu sekitar 9 hari.


Baca Juga: Gelombang PHK Melanda Fintech, Multifinance Lihat Kesempatan Rekrut SDM Digital

“hampir 100% semua kendaraan yang masuk ke balai lelang berhasil di lelang,” ujarnya.

Meskipun turun, Ia melihat ada potensi kenaikan dari unit yang dikembalikan ketika kemampuan bayar nasabah turun saat kondisi ekonomi makro tengah mengalami inflasi. Saat ini, rasio kredit macet atau NPF per bulan Juli 2022 tercatat sebesar 1.17%, membaik sebesar 52 basis poin dari angka tahun 2021 diperiode yang sama dimana tercatat sebesar 1.69%.

“Dengan kondisi makro ekonomi seperti inflasi, nilai tukar rupiah akan menambah tekanan ekonomi terhadap masyarakat dan kemungkinan akan berdampak penurunan kemampuan bayar nasabah,” jelasnya.

Sependapat, Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim sependapat bahwa inflasi yang terjadi pada saat ini bisa memberikan efek pada kemampuan bayar nasabah. Namun, pihaknya optimis bisa memaksimalkan agar NPF terjaga dan diturunkan.

“Proses penagihan akan lebih ditingkatkan,” ujarnya.

Adapun, NPF BCA Finance per Juli 2022 ada di level 2,43%, masih turun dari NPF per Juni di level 2,46%. Sementara, penarikan barang jaminan masih stabil sekitar 400 unit per bulan.

Roni juga menyebut bahwa beberapa waktu belakangan recovery rate dari barang-barang jaminan tersebut cukup baik. Setelah dikurangi beberapa biaya-biaya, tingkat kerugian dari recovery rate tersebut sekitar 5%.

“Membaik karena ada tendensi harga mobil bekas naik,” ujarnya.

Baca Juga: Industri Multifinance Optimalkan Pembiayaan Kendaraan Listrik

Sementara itu, Direktur Utama Mandiri Utama Finance Stanley Setia Atmadja memiliki pendapatan lain bahwa pihaknya melihat ada kekhawatiran inflasi yang berdampak pada NPF dan penarikan unit. Sebab, pihaknya mengklaim telah menyeleksi konsumen yang tepat.

Ia bilan tren kendaraan yang dititipkan untuk dijual sepanjang Januari hingga Juni 2022 di MUF terjaga di bawah 1.000 unit per bulan, lebih baik dibandingkan kondisi tertinggi tahun 2020 dan 2021 yang pernah mencapai hamper 1.500 unit per bulan. 

Selain itu, angka recovery rate atas penjualan unit titip jual sepanjang semester pertama 2022 di kisaran 92% hingga 95%. Ditambah, kendaraan yang dijual melalui lelang masih laku, tercermin dari turn over ratio yang konsisten di atas 100%, berarti terjual di bawah 1 bulan.

“NPF MUF Juni 2022 masih terjaga di bawah 1%, tepatnya adalah 0,92%,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .