KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemampuan masyarakat dalam melunasi utang yang dimiliki tampaknya tak terganggu dengan kondisi ekonomi yang tak menentu. Ini tercermin dari data
run off yang dimiliki perbankan yang terus meningkat sejalan dengan penyaluran kredit. Sebagai informasi,
run off dalam dunia perbankan merupakan pembayaran yang dilakukan oleh nasabah atas cicilan mereka. Artinya, jika
run off mengalami peningkatan menunjukkan bahwa kualitas kredit tetap baik. Salah satunya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang mencatat portofolio
run off untuk portofolio KPR senilai Rp 7,5 triliun dan untuk portofolio kredit kendaraan senilai Rp 9,5 triliun pada kuartal II-2024.
Baca Juga: Transaksi Meningkat, Bank Besar Memupuk Pendapatan Komisi dari Layanan Digital Jika dibandingkan pada periode kuartal II-2023, portofolio run off KPR senilai Rp 7,2 triliun dan untuk kredit kendaraan senilai Rp 8 triliun. Executive Vice President Consumer Loan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Welly Yandoko mengungkapkan bahwa peningkatan portofolio
run off dikarenakan jumlah nasabah dan jumlah kredit yang terjadi. Namun, ia menambahkan bahwa tentunya ada fenomena nasabah yang melakukan pelunasan lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Welly bilang biasanya hal tersebut dilakukan oleh nasabah premium yang begitu memiliki uang nganggur langsung untuk membayar lunas cicilannya. “Tapi jumlahnya kecil dan frekuensinya minim,” ujar Welly kepada KONTAN, Selasa (20/8). Hanya saja, Welly bilang bahwa tetap ada penalti yang diberikan untuk nasabah yang melakukan percepatan pelunasan. Alasannya, hal tersebut tak memenuhi kesepakatan waktu saat akad kredit. Ia menjelaskan penalti tersebut untuk menutupi kerugian bank akibat bank telah memberikan bunga murah di awal. Artinya, ia menegaskan bahwa pinalti tersebut bukan berarti menambah pundi-pundi pendapatan bank. Sementara itu, Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesia Efdinal Alamsyah mengungkapkan bahwa khusus untuk kredit ritel apabila dibandingkan dengan Juli 2023, total run off juli 2024 secara nominal naik lebih kurang 34%. Namun, ia enggan menyebutkan nominalnya. Efdinal bilang hal tersebut menunjukkan bahwa saat ini nasabah masih memiliki kemampuan bayar cicilan yang masih baik. Di mana, nasabah tetap mampu melakukan pembayaran sesuai dengan kontrak kredit yang ada. “Total kredit ritel kami mengalami penurunan sebesar kurang lebih 7% apabila dibandingkan akhir tahun 2023 yang artinya kredit baru lebih kecil dari
run off,” ujar Efdinal.
Baca Juga: Ajukan KPR Lewat Aplikasi, Tetap Perlu Perhitungan Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk Teuku Ali Usman mengungkapkan bahwa rasio pembayaran dan pelunasan (
run off) dari debitur segmen konsumer Bank Mandiri relatif hampir sama dengan periode yang sama pada tahun lalu. Bank berlogo pita emas tersebut mencatat rasionya terjaga di level sebesar 2,35% per Juni 2024 dari total penyaluran kredit konsumer. Di mana, penyaluran kredit konsumer Bank Mandiri pada Juni 2024 tumbuh 8,36%
year on year menjadi Rp 98,3 triliun.
“Ini tidak terlepas dari terjaganya perekonomian nasional yang terus tumbuh,” ujar Ali. Menurutnya, di tengah berbagai tantangan global, Bank Mandiri melihat tingkat kepercayaan masyarakat masih terjaga dengan baik, terlihat dari Consumer Confidence Index Indonesia yang cenderung stabil. “Walaupun Consumer Confidence Index menunjukkan penurunan secara YoY, namun tren dalam 4 kuartal terakhir cenderung terjaga,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi