KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemampuan bank dalam mencetak laba bersih melemah dalam lima bulan pertama tahun ini. Hal ini terlihat dari tingkat pengembalian aset (
return on Asset/ROA) yang menurun. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Mei 2024, secara tahunan (yoy) ROA bank umum turun dari 2,69% menjadi 2,56%. Lebih rinci, bank berdasarkan kelompok modal inti, ROA bank KBMI 1 turun dari 1,40% jadi 0,50%, KBMI 3 turun dari 1,94% jadi 1,74%, KBMI 4 turun dari 3,61% jadi 3,56%.
Berbeda dengan bank KBMI 2 yang mencatatkan peningkatan ROA pada Mei 2024 dari 1,83% ke 2,07%.
Baca Juga: Laba Bersih Bank Sampoerna Naik 48% Pada Semester I-2024 Amin Nurdin, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menilai, menurunnya ROA disebabkan oleh penurunan profit margin dan penurunan nilai aset. "Sepertinya kualitas aset produktif turun dan profit secara umum industri turun moderat. Sampai akhir tahun, kemungkinan tidak akan banyak berubah," ujar Amin kepada Kontan.co.id, Rabu (14/8). Oleh karena itu, dalam menjaga ROA Amin menyarankan, perbankan harus menerapkan strategi dengan peningkatan margin dengan kredit yield tinggi dan berkualitas, juga menjaga aset-aset produktifnya tetap baik dan berkualitas. Para bankir membenarkan adanya penurunan ROA dikarenakan beban biaya yang meningkat di tengah tren kenaikan suku bunga. PT Bank Tabungan Negara (BTN) misalnya, mencatat penurunan ROA secara tahunan di semester I dari 0,9% ke 0,8%. Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo mengatakan, ROA BTN turun karena tekanan net interest margin (NIM) yang utamanya karena kenaikan cost of fund. "Selain itu, kondisi makro yang selalu dibicarakan higher for longer, masih sedang berlangsung," ucap Setiyo. Setiyo menyebut, saat ini BTN sedang mengupayakan penurunan cost of fund melalui berbagai inisiatif digital banking, mendorong bisnis di area consumer funding, agar cost of fund bisa turun di angka 3,8% sampai akhir tahun. Berdasarkan laporan keuangan BTN pada semester I-204 CoF BTN memang terlihat meningkat secara tahunan dari 3,8% ke 3,9%. BTN juga menargetkan ROA tetap bisa terjaga di bawah 1,0%. Bank BTN membukukan laba bersih senilai Rp 1,5 triliun pada semester I-2024. Raihan laba tersebut naik 1,9% dari periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp 1,47 triliun. PT Bank Mandiri juga terlihat mencatatkan penurunan ROA di semester I-2024 dari 3,72% ke 3,58%. Walau demikian, Teuku Ali Usman, Corporate Secretary Bank Mandiri menyebut, pencapaian ini masih lebih baik dari ROA industri perbankan yang sebesar 2,66% di semester I-2024. Pria yang akrab disapa Alus ini menjelaskan, penurunan ROA di Bank Mandiri terjadi karena meningkatnya beban biaya di tengah tren suku bunga tinggi. "Namun demikian, ROA dan net interest margin (NIM) Bank Mandiri masih pada posisi yang optimal dengan mempertimbangkan kebutuhan permodalan, value yang diberikan ke nasabah, dan return yang diharapkan oleh pemegang saham," ujar Alus.
Baca Juga: Bank Danamon: Dana Simpanan Nasabah di Atas Rp 1 Miliar Meningkat 25% Ke depannya, kata Alus Bank Mandiri akan terus menjaga pertumbuhan biaya dana dengan mendorong kenaikan dana murah atau
current account and saving account (CASA) transaksional melalui Livin dan Kopra dan meningkatkan efisiensi melalui digitalisasi proses bisnis. "Kami juga akan mengoptimalkan komposisi portofolio agar profitabilitas tetap terjaga. Di antaranya dengan mendorong pertumbuhan pada
higher-yield segments," tambahnya. Adapun dari sisi
growth strategy, perseroan tetap melanjutkan strategi yang telah di lakukan yaitu fokus untuk meningkatkan dominasi di bisnis nasabah
principal (wholesale) dan tumbuh berdasarkan
ecosystem driven growth maupun sektor unggulan di wilayah untuk segmen retail agar menghasilkan portfolio yang lebih berkualitas. Hingga akhir tahun, Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan kredit secara konsolidasi mampu tumbuh 16-18% yoy. Sedangkan dari sisi dana pihak ketiga (DPK), Bank Mandiri fokus meningkatkan CASA rasio. "Yakni dengan menjadi partner finansial nasabah melalui solusi finansial yang komprehensif seperti optimalisasi digital platform yang di miliki serta me-leverage jaringan Bank Mandiri yang tersebar di seluruh Indonesia," tandasnya. Bank berlogo pita emas tersebut mencatat kenaikan laba bersih konsolidasian sekitar 5,22% secara yoy pada semester I-2024. Bank Mandiri membukukan laba bersih senilai Rp 26,55 triliun, dibandingkan perolehan laba pada periode sama tahun lalu tercatat Rp 25,23 triliun. Adapun di jajaran bank KBMI 3 ada PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) yang mencatatkan penurunan tingkat pengembalian aset pada semester I-2024 dari 1,1% ke 0,8%. Direktur Utama BJB Yuddy Renaldi menyebut, secara umum menyusutnya ROA perbankan ini disebabkan tingginya biaya dana. Di sisi lain perbankan tidak dapat mengimbangi dengan peningkatan suku bunga kredit untuk menjaga kualitas aset. "Saya kira sampai dengan akhir tahun yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga agar tekanan terhadap RoA ini dapat termanage agar tidak memberikan tekanan lebih jauh lagi terhadap rentabilitas serta mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan lain seperti fee based income," jelasnya. Lebih lanjut Yuddy mengatakan, ke depan, ekspektasi turunnya suku bunga acuan dapat kembali memberikan ruang bagi perbankan untuk meningkatkan profitabilitas nya. Pada semester I-2024, bank bjb mencatat penurunan laba sebelum pajak sebesar 15,6% secara tahunan, dengan total laba mencapai Rp 931 miliar. Laba bersih tahun berjalan juga turun 15,2% yoy menjadi Rp 771 miliar.
Baca Juga: Bank Banten Cetak Laba Rp 3,56 miliar di Semester I-2024 Di sisi lain, PT Bank CIMB Niaga Tbk yang juga berada di jajaran KBMI 3 ini mampu menjaga ROA secara yoy dengan stabil pada semester I-2024, yakni sebesar 2,6%.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, hal ini karena pihaknya selektif di
asset growth, dan hanya masuk ke segmen yang masih menguntungkan. "Hingga akhir tahun, kami akan jaga ROA di level 2,6% untuk tahun ini," imbuhnya. Pada semester pertama 2024, CIMB Niaga melaporkan perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (
unaudited) sebesar Rp 4,4 triliun, naik sebesar 5,8% yoy. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi