Kemanjuran 79,4% dengan satu dosis, Rusia perkenalkan vaksin Sputnik Light



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko pada Kamis (6/5) mengumumkan kehadiran vaksin Covid-19 baru dengan nama Sputnik Light. Vaksin ini akan digunakan kepada penyintas Covid-19.

Murashko mengatakan, Sputnik Light memiliki mampu meningkatkan tingkat antibodi pada orang yang sudah memiliki kekebalan terhadap infeksi virus corona. Sederhananya, vaksin Sputnik Light bisa digunakan untuk memvaksinasi mantan pasien.

"Penelitian menunjukkan, orang dengan kekebalan virus corona yang sudah ada menunjukkan peningkatan yang nyata dalam titer antibodi setelah divaksinasi dengan Sputnik Light," ungkap Murashko, seperti dikutip TASS.


Baca Juga: Pusat ilmiah Rusia buktikan kemanjuran vaksin polio terhadap Covid-19

Sang menteri menjelaskan, vaksin baru ini bisa digunakan oleh mereka yang telah pulih dari Covid-19 lebih dari enam bulan dan yang titer antibodinya menurun.

Berdasarkan uji klinis dan pra-klinis, Murashko menambahkan, vaksin Sputnik Light memiliki profil keamanan yang menguntungkan, dan semua sukarelawan membentuk respons imun seluler terhadap agen penyebab SARS-CoV-2.

"Sputnik Light dapat digunakan untuk pembentukan kekebalan kawanan secara cepat di tengah perkembangan yang tidak menguntungkan dalam kemajuan epidemiologis," kata dia.

Baca Juga: Vaksin Sputnik V dari Rusia disebut ampuh mengatasi varian virus corona India

Tingkat kemanjuran 79,4% dengan satu dosis

Hal lain yang membuat Sputnik Light spesial adalah tingkat kemanjurannya yang mencapai 79,4% dalam dosis pertama. Sebagai perbandingan, vaksin Sputnik V baru mencapai level kemanjuran 91,6% setelah dua dosis disuntikkan.

Russian Direct Investment Fund (RDIF) juga meyakinkan, Sputnik Light efektif melawan semua jenis virus corona baru.

Dikembangkan oleh Institut Gamaleya Moskow, harga vaksin Sputnik Light bisa di bawah US$ 10 per dosis. Dengan harga yang murah serta kemanjuran yang tinggi hanya dengan satu dosis, Sputnik Light diharapkan bisa menjadi solusi untuk percepatan program vaksinasi.

Selanjutnya: WHO: Program vaksin Covid-19 Eropa sangat lamban