MEDAN. Kabut asap dan anomali cuaca khususnya kemarau yang terjadi sejak 2015 hingga tahun ini, berdampak pada penurunan produksi tandan buah sawit (TBS) di wilayah Sumatera Utara sekitar 10%-20%. "Asap menyebabkan gangguan proses pembuahan. Dengan prakiraan terjadi penurunan, maka produksi TBS pada panen puncak yang biasanya masuk di bulan September dipastikan juga semakin turun," kata Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Setia Dharma Sebayang di Medan, Jumat (19/8). Menurut dia, jika ancaman kemarau dan titik panas akibat kebakaran lahan/hutan masih terjadi, maka produksi sepanjang tahun ini juga akan menurun seperti tahun lalu.
Kemarau & asap picu produksi sawit rontok
MEDAN. Kabut asap dan anomali cuaca khususnya kemarau yang terjadi sejak 2015 hingga tahun ini, berdampak pada penurunan produksi tandan buah sawit (TBS) di wilayah Sumatera Utara sekitar 10%-20%. "Asap menyebabkan gangguan proses pembuahan. Dengan prakiraan terjadi penurunan, maka produksi TBS pada panen puncak yang biasanya masuk di bulan September dipastikan juga semakin turun," kata Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Setia Dharma Sebayang di Medan, Jumat (19/8). Menurut dia, jika ancaman kemarau dan titik panas akibat kebakaran lahan/hutan masih terjadi, maka produksi sepanjang tahun ini juga akan menurun seperti tahun lalu.