KONTAN.CO.ID - Indonesia sedang mengalami musim kemarau. Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa menilai kondisi ini merupakan hal yang wajar mengingat tahun 2017 beriklim normal. Meski begitu, dia berpendapat hal ini harus terus diantisipasi karena kondisi ini dapat berlangsung hingga enam bulan. Melihat rentang waktu yang panjang, Dwi juga mengungkap hal ini dapat berdampak pada penurunan produksi khususnya padi dan jagung. Menurutnya, dua komoditas pangan ini memiliki siklus yang hampir sama. Dengan musim kemarau ini, maka masa panen untuk komoditas padi akan berlangsung pada Februari dan Maret. "Nanti masa panen akan mulai pada Februari, dan puncaknya pada Maret. Pemerintah harus siap, karena harga mulai merangkak naik dan serapan Bulog terus menurun karena kekeringan ini," tutur Dwi.
Kemarau berdampak ke produksi padi dan jagung
KONTAN.CO.ID - Indonesia sedang mengalami musim kemarau. Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa menilai kondisi ini merupakan hal yang wajar mengingat tahun 2017 beriklim normal. Meski begitu, dia berpendapat hal ini harus terus diantisipasi karena kondisi ini dapat berlangsung hingga enam bulan. Melihat rentang waktu yang panjang, Dwi juga mengungkap hal ini dapat berdampak pada penurunan produksi khususnya padi dan jagung. Menurutnya, dua komoditas pangan ini memiliki siklus yang hampir sama. Dengan musim kemarau ini, maka masa panen untuk komoditas padi akan berlangsung pada Februari dan Maret. "Nanti masa panen akan mulai pada Februari, dan puncaknya pada Maret. Pemerintah harus siap, karena harga mulai merangkak naik dan serapan Bulog terus menurun karena kekeringan ini," tutur Dwi.