PINRANG. Hamparan lahan padi yang kekeringan akibat kemarau panjang di Desa Pangaparang dan Pajalele, Pinrang, dibiarkan petani menjadi areal untuk santapan sapi. Hal ini terjadi setelah para petani gagal menyelamatkan tanamannya meski telah berupaya menyelamatkan padi dengan cara menyedot air dari dasar selokan, demi mengairi sawah. Upaya itu hanya mampu bertahan beberapa saat, setelah kemudian kemarau yang telah melanda selama tiga bulan terakhir pun mengeringkan selokan. Tak heran jika kini ratusan ekor sapi menikmati "berkah" kemarau panjang ini. Latif, petani asal Desa Pajalele mengaku hanya bisa pasrah, dan tak mengurus lagi lahan padi seluas satu hektar miliknya.
Latif pun tak keberatan jika padi yang puso tersebut kini dijadikan lahan peternakan oleh warga. Dia mengatakan, meski padinya tumbuh kerdil dan sempat berbuah, namun bulir padi yang kekurangan pasokan air itu kering dan hampa sebelum akhirnya mati kekeringan. “Kalau bisa dijadikan santapan ternak seperti sapi atau kerbau justru lebih baik agar padinya tidak kering sia-sia,” ujar Latif ketika ditemui lahan miliknya, Senin (22/9/2014). Samiang, petani lainnya di Desa Pangaparan juga tak keberatan lahan padinya dijadikan tempat makan sapi. Dia malah bersyukur lahannya yang rusak itu bisa memberi manfaat lain kepada warga, terutama pemilik ternak.