Kemarin ditutup Rp 14.055 per dolar AS, begini arah rupiah pada Rabu (18/11)



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Nilai tukar rupiah punya peluang menguat lagi pada hari ini setelah menanjak tiga hari berturut-turut. Dorongan sentimen eksternal dan internal berpotensi mengangkat kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (18/11).

Ekonom Indef Bhima Yudhistira memperkirakan penguatan rupiah akan berada pada rentang Rp 14.000 per dolar AS-Rp 14.100 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Sedangkan Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan menguat pada rentang Rp 13.950 per dolar AS-Rp 14.100 per dolar AS.

Bhima dan Ariston sepakat bahwa laporan perkembangan vaksin Covid-19 dari Moderna menjadi penopang kurs rupiah. Laporan pengembangan vaksin Covid-19 dari Moderna yang menyebutkan hasil pengujiannya menunjukkan efektivitas yang tinggi sebesar 94,5%. Kabar vaksin inilah yang mampu mendorong investor global untuk lebih banyak masuk ke pasar di Indonesia. 


“Hasil dari Moderna ini menambah kepercayaan pasar bahwa vaksin akan segera dirilis dan ekonomi bisa segera pulih sehingga harga aset-aset berisiko bergerak menguat menanggapi berita ini. Selain itu, proyeksi pertumbuhan positif ekonomi Indonesia di kuartal IV-2020 oleh BI juga memberikan sentimen positif ke rupiah,” kata Ariston.

Baca Juga: Pemulihan ekonomi bisa mendorong pencarian dana di pasar modal

Bhima menambahkan, rapat dewan gubernur Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan menahan bunga acuan, sehingga sesuai dengan ekspektasi pasar. Proyeksi bahwa BI masih akan tetap menahan suku bunga acuannya berpeluang masih menarik minat investor masuk ke Indonesia dan mendukung penguatan rupiah. 

Kemarin, kurs rupiah spot menguat 0,39% ke Rp 14.055 per dolar AS. Penguatan juga terjadi di kurs tengah BI, setelah rupiah berhasil ditutup di level Rp 14.073 per dolar AS atau naik 0,47% dibanding penutupan sebelumnya.

Baca Juga: IHSG menguat 0,64% pada Selasa (17/11), net buy asing menyentuh Rp 739 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati