JAKARTA. Setelah penantian selama dua tahun, sistem perdagangan Jakarta Automatic Trading System Next Generation (JATS Next-G) mulai beroperasi kemarin (2/3). "Sistem yang baru ini lebih mudah dan lebih fleksibel," ujar Erry Firmansyah, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin. Sebagai contoh, BEI lebih mudah mengubah batas atas dan bawah auto rejection. Jika menginginkannya, BEI tinggal mengganti patokan batas atas dan batas bawah auto rejection, tidak perlu mengganti seluruh sistem. Selain itu, kapasitas sistem yang menghabiskan duit Rp 41 miliar ini, jauh lebih besar ketimbang sistem lama. Sistem lama hanya bisa menampung 200.000 transaksi dan 360.000 order per hari. Adapun sistem baru ini bisa menampung satu juta order dan 500.000 transaksi per hari.
Kemarin, JATS Next-G Resmi Beroperasi
JAKARTA. Setelah penantian selama dua tahun, sistem perdagangan Jakarta Automatic Trading System Next Generation (JATS Next-G) mulai beroperasi kemarin (2/3). "Sistem yang baru ini lebih mudah dan lebih fleksibel," ujar Erry Firmansyah, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin. Sebagai contoh, BEI lebih mudah mengubah batas atas dan bawah auto rejection. Jika menginginkannya, BEI tinggal mengganti patokan batas atas dan batas bawah auto rejection, tidak perlu mengganti seluruh sistem. Selain itu, kapasitas sistem yang menghabiskan duit Rp 41 miliar ini, jauh lebih besar ketimbang sistem lama. Sistem lama hanya bisa menampung 200.000 transaksi dan 360.000 order per hari. Adapun sistem baru ini bisa menampung satu juta order dan 500.000 transaksi per hari.