Kemarin, JATS Next-G Resmi Beroperasi



JAKARTA. Setelah penantian selama dua tahun, sistem perdagangan Jakarta Automatic Trading System Next Generation (JATS Next-G) mulai beroperasi kemarin (2/3). "Sistem yang baru ini lebih mudah dan lebih fleksibel," ujar Erry Firmansyah, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin.

Sebagai contoh, BEI lebih mudah mengubah batas atas dan bawah auto rejection. Jika menginginkannya, BEI tinggal mengganti patokan batas atas dan batas bawah auto rejection, tidak perlu mengganti seluruh sistem.

Selain itu, kapasitas sistem yang menghabiskan duit Rp 41 miliar ini, jauh lebih besar ketimbang sistem lama. Sistem lama hanya bisa menampung 200.000 transaksi dan 360.000 order per hari. Adapun sistem baru ini bisa menampung satu juta order dan 500.000 transaksi per hari.


Hampir semua anggota bursa (AB) kini telah menggunakan sistem ini. Dari 119 AB, 116 AB sudah melakukan transaksi dengan sistem baru tersebut. Tiga AB belum ikut menggunakan sistem ini karena mereka masih terkena penghentian perdagangan sementara (suspend).

Kendati sudah ada sistem baru, kata Erry, sistem yang lama masih digunakan sebagai pendukung. "Jadi jika ada masalah pada sistem baru, bisa langsung ditukar ke sistem lama," terang Erry.

Namun, sistem anyar ini baru bisa dipergunakan untuk transaksi saham. JATS Next-G baru menampung transaksi derivatif dan obligasi setelah sistem tersebut stabil.

Selain itu, menurut Erry, untuk memakai sistem tersebut untuk transaksi derivatif dan obligasi, BEI masih harus berkoordinasi dengan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Erry menegaskan, penerapan sistem ini tidak lantas membuat biaya transaksi bertambah. BEI masih tetap mengenakan fee sebesar 0,03% per transaksi.

Direktur Utama Kresna Graha Securindo Michael Steven bilang, penerapan JATS Next-G ini bagus bagi pasar modal dalam negeri. Michael menilai, awal pengoperasian JATS Next-G termasuk lancar dan tanpa hambatan.

Tapi, seorang broker sebuah sekuritas yang enggan namanya disebutkan berharap, BEI terus mengawasi sistem ini. "Ini kan baru satu hari, jadi harus dilihat lagi. Jangan sampai sistem ini nantinya macet dan merugikan semua investor," tandas broker tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie