KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak menguat tipis pada Jumat (6/1). Pasar menyeimbangkan dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dan laporan pekerjaan AS yang beragam. Meski menguat di perdagangan kemarin, harga minyak mentah mengakhiri minggu pertama tahun ini dengan penurunan karena kekhawatiran resesi global. Kemarin, harga minyak Brent kontrak Maret 2023 di ICE Futures turun 0,2% menjadi US$ 78,57 per barel. Harga minyak acuan internasional ini melorot 8,54% dalam sepekan dari US$ 85,91 per barel pada Jumat (30/12/2022).
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Februari 2023 di New York Mercantile Exchange menguat 0,1% ke US$ 73,77 per barel. Harga minyak acuan AS ini turun 8,08% dalam sepekan dari US$ 80,26 per barel pada Jumat (30/12/2022).
Baca Juga: Cadangan Devisa Turun Sepanjang 2022, Ini Sebabnya Harga kedua kontrak minyak mentah ini mencapai penurunan mingguan terbesar untuk memulai tahun ini sejak 2016. Kedua tolok ukur tersebut telah naik sekitar 13% selama tiga minggu sebelumnya. "Pasar minyak mungkin mendapatkan kembali ketenangan setelah pertumpahan darah awal pekan ini, tetapi potensi kenaikan tetap terbatas, setidaknya dalam waktu dekat. Prospek ekonomi mendung," kata analis PVM Stephen Brennock kepada
Reuters. Aktivitas industri jasa AS pada November mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam lebih dari 2,5 tahun, menurut laporan dari Institute for Supply Management (ISM). Tetapi laporan lain menunjukkan ekonomi AS menambahkan pekerjaan pada angka yang solid pada bulan Desember, mendorong tingkat pengangguran kembali ke level terendah pra-pandemi sebesar 3,5%. Laporan pekerjaan AS itu menyebabkan dolar AS jatuh dan saham global menguat. Investor bertaruh bahwa inflasi mereda dan Federal Reserve AS (Fed) tidak perlu seagresif yang dikhawatirkan sebelumnya.
Baca Juga: Harga Emas Melesat Lebih dari 2% Sepekan, Investor Melihat Titik Akhir Kenaikan Bunga Dolar AS yang lebih lemah dapat meningkatkan permintaan minyak, karena komoditas berdenominasi dolar menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic mengatakan, angka pekerjaan AS terbaru adalah tanda lain bahwa ekonomi secara bertahap melambat. Jika perlambatan terus berlanjut, Fed mengurangi laju kenaikan suku bunga menjadi 25 basis points (bps) pada pertemuan kebijakan berikutnya. Eksportir minyak mentah utama dunia, Arab Saudi, menurunkan harga minyak mentah ringan Arab yang dijualnya ke Asia ke level terendah sejak November 2021 di tengah tekanan global yang memukul minyak. Pasar saham di China, importir minyak mentah terbesar di dunia, mencatatkan kemenangan beruntun selama lima hari pada hari Jumat. Pasar saham terangkat ekspektasi investor bahwa ekonomi China akan segera bangkit dari kesengsaraan akibat Covid dan pulih dengan kuat pada 2023. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati