Industri botol plastik terus tumbuh. Permintaan botol banyak berdatangan dari sektor usaha kecantikan dan kesehatan, hingga produsen pupuk. Produsen botol plastik kelas kecil di Surabaya bisa mendulang omzet Rp 120 juta tiap bulannya.Tumbuhnya industri kosmetik juga berdampak pada usaha pembuatan botol plastik. Semakin banyak produk kosmetik yang beredar, permintaan kemasannya berupa botol plastik, juga ikut terkerek naik. Sebab, sebagian besar produk kosmetik dikemas dengan botol plastik, mulai dari sampo, sabun, hingga parfum atau deodorant. Peningkatan permintaan tersebut dirasakan betul oleh CV Makmur Abadi Plastik di Surabaya. Hanya, sang pemiliknya, Titin, belum menghitung persentase kenaikan permintaan botol plastik kosmetik yang diproduksinya.Yang jelas, saat ini pesanan botol plastik yang masuk ke perusahaannya sudah lebih dari 100.000 botol setiap bulan.Permintaan botol plastik tak hanya datang dari produsen kosmetik. Berbagai rumah sakit dan apotik juga sering memesan botol plastik kepadanya. "Botol itu dipakai untuk kemasan obat kapsul," imbuhnya.Saat ini, ada lebih dari 10 rumah sakit dan apotik besar di Surabaya yang menjadi pelanggan Makmur Abadi. Selain Surabaya, permintaan juga datang dari Semarang, Bandung, Jakarta dan Manado. Titin membanderol botol plastik ukuran 100 mililiter buatannya antara Rp 400-Rp 500 per botol. Biasanya, botol ukuran ini untuk tempat obat-obatan. Tapi, dengan ukuran yang sama, khusus botol untuk tempat kosmetik dibanderolnya dengan harga Rp 750 hingga Rp 800. "Untuk kosmetik bahannya lebih bagus, jadi harganya lebih mahal," katanya.Dengan dua mesin yang dimilikinya, setiap hari Titin bisa memproduksi hingga 4.500 botol plastik. "Mesin yang berukuran besar bisa memproduksi 3.000 botol, sedangkan yang kecil 1.500 botol," tuturnya.Tingginya permintaan botol plastik juga dialami Peter Andre Wijaya. Bahkan, pemilik Anugrah Sejati Multiplast, ini mengaku, bisa mendapatkan pesanan hingga 200.000 botol setiap bulan.Selain untuk kosmetik dan produk kesehatan, produsen pupuk juga banyak memesan botol plastik. "Saat ini banyak pupuk yang dikemas pakai botol," katanya.Khusus untuk botol pupuk, Peter bisa mendapatkan pesanan 50.000 botol setiap bulan. Harga per botol Rp 2.400. Artinya, omzet botol plastik untuk pupuk saja bisa mencapai Rp 120 juta. "Ada salah satu perusahaan pupuk besar yang sudah menjadi pelanggan saya," katanya.Permintaan botol plastik untuk kemasan obat di Anugrah Sejati Multiplast ini juga bisa mencapai 50.000 botol. Tapi, karena ukurannya lebih kecil yaitu sekitar 10 ml, harganya antara Rp 450-Rp 500. "Harga tergantung jumlah pembelian," imbuhnya. Peter dan Titin tidak banyak mengalami kendala dalam berusaha. Hanya sesekali mereka sulit mendapatkan pasokan bahan baku plastik. "Kadang kami dapat plastik hasil daur ulang berwarna agak kusam," kata Peter. Padahal, tuntutannya kualitas botol tidak boleh turun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kemasan botol plastik masih menjanjikan hasil selangit
Industri botol plastik terus tumbuh. Permintaan botol banyak berdatangan dari sektor usaha kecantikan dan kesehatan, hingga produsen pupuk. Produsen botol plastik kelas kecil di Surabaya bisa mendulang omzet Rp 120 juta tiap bulannya.Tumbuhnya industri kosmetik juga berdampak pada usaha pembuatan botol plastik. Semakin banyak produk kosmetik yang beredar, permintaan kemasannya berupa botol plastik, juga ikut terkerek naik. Sebab, sebagian besar produk kosmetik dikemas dengan botol plastik, mulai dari sampo, sabun, hingga parfum atau deodorant. Peningkatan permintaan tersebut dirasakan betul oleh CV Makmur Abadi Plastik di Surabaya. Hanya, sang pemiliknya, Titin, belum menghitung persentase kenaikan permintaan botol plastik kosmetik yang diproduksinya.Yang jelas, saat ini pesanan botol plastik yang masuk ke perusahaannya sudah lebih dari 100.000 botol setiap bulan.Permintaan botol plastik tak hanya datang dari produsen kosmetik. Berbagai rumah sakit dan apotik juga sering memesan botol plastik kepadanya. "Botol itu dipakai untuk kemasan obat kapsul," imbuhnya.Saat ini, ada lebih dari 10 rumah sakit dan apotik besar di Surabaya yang menjadi pelanggan Makmur Abadi. Selain Surabaya, permintaan juga datang dari Semarang, Bandung, Jakarta dan Manado. Titin membanderol botol plastik ukuran 100 mililiter buatannya antara Rp 400-Rp 500 per botol. Biasanya, botol ukuran ini untuk tempat obat-obatan. Tapi, dengan ukuran yang sama, khusus botol untuk tempat kosmetik dibanderolnya dengan harga Rp 750 hingga Rp 800. "Untuk kosmetik bahannya lebih bagus, jadi harganya lebih mahal," katanya.Dengan dua mesin yang dimilikinya, setiap hari Titin bisa memproduksi hingga 4.500 botol plastik. "Mesin yang berukuran besar bisa memproduksi 3.000 botol, sedangkan yang kecil 1.500 botol," tuturnya.Tingginya permintaan botol plastik juga dialami Peter Andre Wijaya. Bahkan, pemilik Anugrah Sejati Multiplast, ini mengaku, bisa mendapatkan pesanan hingga 200.000 botol setiap bulan.Selain untuk kosmetik dan produk kesehatan, produsen pupuk juga banyak memesan botol plastik. "Saat ini banyak pupuk yang dikemas pakai botol," katanya.Khusus untuk botol pupuk, Peter bisa mendapatkan pesanan 50.000 botol setiap bulan. Harga per botol Rp 2.400. Artinya, omzet botol plastik untuk pupuk saja bisa mencapai Rp 120 juta. "Ada salah satu perusahaan pupuk besar yang sudah menjadi pelanggan saya," katanya.Permintaan botol plastik untuk kemasan obat di Anugrah Sejati Multiplast ini juga bisa mencapai 50.000 botol. Tapi, karena ukurannya lebih kecil yaitu sekitar 10 ml, harganya antara Rp 450-Rp 500. "Harga tergantung jumlah pembelian," imbuhnya. Peter dan Titin tidak banyak mengalami kendala dalam berusaha. Hanya sesekali mereka sulit mendapatkan pasokan bahan baku plastik. "Kadang kami dapat plastik hasil daur ulang berwarna agak kusam," kata Peter. Padahal, tuntutannya kualitas botol tidak boleh turun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News