JAKARTA. Kementerian Pertanian memastikan kasus kematian ayam kampung yang baru-baru ini terjadi akibat serangan virus avian influenza NH51 atau yang sering disebut dengan virus flu burung. Sayangnya, pemerintah masih belum bisa memastikan, apakah flu burung yang menyerang ayam kampung itu merupakan varian yang sama dengan yang menyerang Itik lokal beberapa waktu lalu. Hal ini disampaikan oleh Direktur Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Pujiatmoko di Jakarta, Rabu (26/12).
“Tapi clade-nya itu belum tentu sama seperti yang menyerang itik beberapa waktu lalu. Perlu sequencing, kalau sudah diketahui baru bisa dipastikan
clade baru atau sama,” kata Pujiatmoko. Menurutnya, kasus kematian ayam kampung yang terjadi di Tangerang dan Bogor itu diketahui berada satu kandang dengan itik yang terjangkit flu burung. Karena itulah, Kementerian Pertanian langsung menyebarkan surat edaran agar penyebaran tidak semakin meluas. “Penjagaan yang ketat dari daerah tertular ke daerah yang belum tertular. Unggas-unggas yang tertular itu tidak boleh keluar dari daerah supaya dikarantina,” ujarnya. Kementerian lanjutnya telah melakukan penyemprotan desinfektan ke kandang-kandang unggas yang diketahui mati mendadak. Pencegahan lain, melarang pencampuran itik dengan unggas lain agar tidak menyebar, dan melarang penjualan unggas yang sakit. Namun kata Pujiatmoko, banyak peternak yang tak mau melapor ke dinas setempat, jika ada kasus kematian unggas. “Akhirnya petugas kami memantau sampai ke pelosok dan melihat gejala virus avian influenza untuk dicatat. Kami juga mengedukasi peternak agar tidak menjual unggas yang sakit atau mati mendadak,” ujarnya. Sebelum kasus kematian ayam kampung ini, pemerintah digemparkan matinya ratusan ribu ekor itik di sejumlah daerah akibat virus flu burung jenis baru.
Sebelumnya, virus avian influenza atau flu burung yang selama ini endemis di Indonesia memiliki kode Clade 2.1 sub Clade 2.1.3 yang hanya patogen pada unggas golongan ayam. Namun, kini virus flu burung yang menyerang itik berbeda dengan virus yang sebelumnya. Data Kementerian Pertanian, sampai 25 Desember 2012 jumlah itik yang mati akibat flu burung tercatat sebanyak 147.943 ekor. Kematian itik paling ada di Jawa Tengah sebesar 76.699 ekor. Flu burung telah menyerang itik peternak di sejumlah Provinsi yakni Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Asnil Amri