KONTAN.CO.ID - Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu atau
Integrated Food-Security Phase Classification (IPC), yang penilaiannya dipercaya PBB, mengatakan bahwa kematian massal akibat kelaparan sedang menghantui Gaza. Dalam laporannya hari Senin (18/3), IPC mencatat bahwa 70% penduduk di bagian utara Gaza menderita kekurangan pangan paling parah, lebih dari tiga kali lipat ambang batas kelaparan yang mencapai 20%. Untuk saat ini IPC mengatakan pihaknya tidak memiliki cukup data mengenai angka kematian, namun mereka memperkirakan penduduk Gaza akan mengalami kematian dalam skala kelaparan dalam waktu dekat.
Baca Juga: Tentara Israel Kembali Menyerbu Rumah Sakit Al-Shifa Gaza Kondisi ini didefinisikan sebagai dua orang dari setiap 10.000 orang yang meninggal setiap hari karena kelaparan atau kekurangan gizi dan penyakit. Sejalan dengan itu, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa sejauh ini 27 anak-anak dan tiga orang dewasa telah meninggal karena kekurangan gizi. Secara keseluruhan, 1,1 juta penduduk Gaza kini mengalami kekurangan pangan yang sangat parah, dengan sekitar 300.000 orang di wilayah tersebut kini menghadapi kemungkinan kematian akibat kelaparan.
Baca Juga: UNICEF: Lebih dari 13.000 Anak-anak Gaza Meninggal Akibat Serangan Israel Situasi ini mulai menimbulkan kekhawatiran di antara negara-negara Barat. Uni Eropa bahkan menyebut Israel telah memprovokasi timbulnya bencana kelaparan di Gaza saat ini. "Di Gaza kita tidak lagi berada di ambang kelaparan. Kita berada dalam keadaan kelaparan. Kelaparan digunakan sebagai senjata perang. Israel memprovokasi kelaparan," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, pada konferensi mengenai bantuan untuk Gaza di Brussels, dikutip
Reuters. Menanggapi hal itu, pihak Israel justru meminta agar hak mereka untuk menyerang Hamas diakui secara luas. "(UE) harus berhenti menyerang Israel dan mengakui hak kami untuk membela diri terhadap kejahatan Hamas," kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, merespons pernyataan Borrell.
Baca Juga: Netanyahu: Rencana Penyerangan Rafah akan Diteruskan Dalam cuitannya di X, Katz mengklaim bahwa Israel telah mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar ke Gaza melalui darat, udara, dan laut bagi siapa pun yang bersedia membantu. Dirinya malah menuduh pengiriman bantuan tersebut diganggu dengan kejam oleh militan Hamas yang dibantu oleh badan bantuan PBB, UNRWA. Israel mengatakan pihaknya membuka lebih banyak rute melalui darat, serta mengizinkan pengiriman laut dan pengiriman udara. Kapal pertama yang membawa bantuan tiba minggu lalu. Sayangnya, badan-badan bantuan mengatakan mereka masih belum mendapatkan pasokan yang cukup atau mendistribusikannya dengan aman, terutama di wilayah utara.