KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas
rebound ke atas US$ 1.800 per ons troi di akhir pekan lalu usai dolar Amerika Serikat (AS) melemah. Walau kembali ke atas level psikologis, harga emas spot mencatatkan pelemahan 1,82% di pekan lalu. Jumat (5/2), harga emas spot ditutup menguat 1,12% ke US$ 1.814,11 per ons troi. Pada sesi sebelumnya, harga emas spot ambles ke level US$ 1.794,03 per ons troi. Harga emas berjangka kontrak pengiriman April 2021 juga ditutup menguat 1,22% ke US$ 1.813 per ons troi. Namun, dengan posisi tersebut, emas berjangka anjlok 2% di minggu lalu.
Selain faktor pelemahan dolar AS, penguatan emas di akhir pekan terjadi berkat data pertumbuhan tenaga kerja AS yang lebih lambat dari perkiraan. Hal tersebut kian dukungan adanya stimulus tambahan. "Emas terus memimpin terutama dari dolar dan kami berharap hal ini tetap terjadi di sesi mendatang," kata Suki Cooper, analis di Standard Chartered.
Baca Juga: Dari balas email hingga sarapan McD, simak kebiasaan miliarder di pagi hari ini "Di waktu dekat, kami yakin prospeknya tetap ada untuk emas menguat mengingat kemungkinan stimulus fiskal yang mengakibatkan
twin deficit pada keuangan pemerintah AS yang besar." Sementara itu, pelemahan
the greenback membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Pada akhir pekan lalu, dolar AS melemah 0,6%. Data tenaga kerja AS pada Jumat (5/2) memperlihatkan, pertumbuhan lapangan kerja di Negeri Paman Sam
rebound secara moderat pada bulan Januari. Di sisi laun, jumlah pekerja yang kehilangan pekerjaan di bulan Desember ternyata lebih dalam dari proyeksi awal. Hal tersebut menjadi angin segar bagi harga emas yang sempat tercecer ke bawah US$ 1.800 per ons troi. Dewan Perwakilan Rakyat AS akan mengambil keputusan final terkait ukuran anggaran yang membiarkan Partai Demokrat mendorong paket bantuan Covid-19 senilai US$ 1,9 triliun ke Kongres.
Emas yang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan mata uang bakal mendapat keuntungan jika stimulus jumbo ini benar-benar disahkan. Pelemahan harga emas di pekan lalu terjadi lantaran kenaikan imbal hasil US Treasury. Ini meningkatkan meningkatkan keuntungan bagi investor yang memegang obligasi pemerintah AS. Sementara emas batangan cenderung tidak memberikan keuntungan berarti. "Saat investor mengalihkan fokus mereka ke prospek ekonomi AS dan mata uang aset berisiko, emas mungkin akan ditinggalkan dalam waktu singkat," kata Lukman Otunuga, analis riset senior di FXTM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari