Kembali Melemah di Awal Pekan Ini, Simak Proyeksi Harga Emas Spot Selanjutnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas kembali melemah pada perdagangan awal pekan ini. Sentimen yang menyeret emas datang dari penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan peluang kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Senin (3/7) pukul 10.30 WIB, harga emas spot melemah 0,2% menjadi US$ 1.915,29 per ons troi. Sejalan, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman September 2023 turun 0,3% menjadi US$ 1.923,1 per ons troi.

Harga emas sepanjang Juni 2023 melemah 2,2%. Dan emas juga sudah melemah 2,5% sepanjang kuartal II-2023, karena ekspektasi jalur kenaikan suku bunga Fed yang lebih lama ke depan.


Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, penurunan harga emas terjadi seiring dengan rencana The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya sebanyak dua kali lagi di sisa tahun 2023. Besaran kenaikan masing-masing kemungkinan adalah 25 basis poin (bps).

Ibrahim memprediksi, The Fed kemungkinan besar akan mengerek suku bunganya pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Juli mendatang.

Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 5.000 Menjadi Rp 1.054.000 Per Gram Pada Hari Ini (3/7)

"Hal ini membuat kondisi pasar menjadi sedikit apatis terhadap kenaikan harga emas sehingga harga diprediksi masih akan mengalami penurunan," kata Ibrahim saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (2/7).

Selain itu, langkah Bank of England (BoE) yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps di luar dugaan pelaku pasar. Sebelumnya, para analis memprediksi bank sentral Inggris tersebut hanya akan menaikkan suku bunga acuan 25 bps.

Di sisi lain, European Central Bank (ECB) tetap mempertahankan suku bunganya. Kenaikan suku bunga sebesar 50 bps dijalankan BoE karena inflasi di Inggris Raya relatif lebih tinggi dibanding di Eropa sehingga kenaikan suku bunga diharapkan dapat menahan laju inflasi yang tinggi.

Ibrahim memprediksi, level support harga emas saat ini berada di US$ 1.900 per ons troi. "Apabila tembus, maka emas bisa terus turun ke US$ 1.850 per ons troi yang akan tercapai apabila The Fed jadi menaikkan suku bunga 25 bps pada Juli ini," ucap Ibrahim.

Menurutnya, saat harga emas dunia mendekati level US$ 1.850 dapat menjadi momentum pembelian yang tepat. Pasalnya, Ibrahim melihat ada potensi rebound kembali dari level tersebut.

Pada akhir tahun, Ibrahim memperkirakan harga emas dunia akan menyentuh US$ 2.000 per ons troi. Faktor pendorongnya berasal dari inflasi Amerika Serikat yang semakin terkendali dan mendekati target sasaran 2%. Dengan semakin jinaknya inflasi, maka The Fed berpeluang untuk menurunkan suku bunganya yang kemungkinan diikuti oleh bank sentral lainnya.

Hal ini akan membawa dampak positif bagi harga emas. Selain itu, ketegangan yang terus menanas di Timur Tengah serta konflik geopolitik antara Rusia-Ukraina yang masih berlangsung juga akan menjadi sentimen positif bagi harga emas dunia.

Baca Juga: Harga Minyak Tergelincir di Pagi Ini (3/7), Brent dan WTI Kompak Melemah 0,3%

Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, penurunan harga emas terjadi karena kondisi ekonomi global yang mulai membaik dan inflasi yang melemah. Inflasi Amerika Serikat (AS) turun ke 4% year on year (yoy) pada Mei 2023, dari 4,9% yoy pada April 2023.

Inflasi tersebut adalah yang terendah sejak Maret 2021 atau lebih dari dua tahun terakhir. Hal ini membuat emas yang berperan sebagai hedging inflasi kurang dikejar sebagai aset investasi.

Pelaku pasar juga menanti data non-farm payrolls (NFP) AS pada pekan ini serta kebijakan moneter The Fed pada pertemuan FOMC Juli 2023. Menurut Wahyu, ekonomi AS masih cukup sehat dan secara umum terjadi pemulihan.

"Namun peluang pasar tenaga kerja AS melambat juga bisa terjadi pada data NFP AS nanti, di mana data jobless claims dan beberapa data komponen tenaga kerja AS lainnya juga mengindikasikan pelemahan," tutur Wahyu.

Wahyu melihat, tren harga emas dunia tetap melemah dengan support kuat terdekat di US$ 1.895 per ons troi. Jika rebound dari level ini, maka harga emas bisa menuju US$ 1.930-US$ 1.940 per ons troi.

Sementara untuk akhir tahun 2023, Wahyu membuka kemungkinan bahwa harga emas di pasar spot pada akhir bisa kembali ke US$ 2.000 per ons troi. Hal ini dapat terjadi apabila ada wacana dari The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya ataupun karena faktor musiman akhir tahun yang meningkatkan permintaan emas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari