KONTAN.CO.ID - SIBERIA. Angkatan Udara AS mengirim 3 unit pesawat bomber jenis B-1 ke wilayah perairan Laut Siberia Timur, dekat wilayah Rusia. Pada hari Jumat (11/9), pihak militer AS mengklaim bahwa manuver tersebut bermaksud untuk mendemonstrasikan kemampuan AS dalam mendukung sekutu, seperti dikutip dari
Military Times. Sayangnya, pihak Rusia menganggap pengiriman 3 unit pesawat tempur AS itu sebagai sebuah upaya permusuhan dan provokatif.
Penerbangan 3 unit B-1 Lancer pada Jumat lalu merupakan yang kedua kalinya AS mengirimkan pesawat tempur ke sekitar wilayah Rusia. Satu hari sebelumnya, AS juga mengirim 3 unit pesawat pembom B-52 dari pangkalan militer Inggris ke wilayah udara Ukraina, cukup dekat dengan sisi barat daya Rusia. Tiga unit Lancer pada hari Jumat diterbangkan dari pangkalan militer cadangan di Texas. Setelah berhasil sampai ke Siberia, ketiga unit pesawat tersebut mendarat di pangkalan militer AS di Alaska. "Ketiga Lancer tersebut, mendemonstrasikan bagaimana pembom strategis AS dapat mendukung misi apapun, di mana pun di seluruh dunia, dalam waktu singkat," ungkap U.S. European Command (EUCOM), dalam pernyataan resminya seperti dikutip oleh
Military Times. EUCOM mengatakan, misi tersebut menggambarkan dengan jelas kemampuan Angkatan Udara AS untuk menjalankan berbagai misi dan mendukung negara aliansinya dengan cepat.
Baca Juga: Bukan AS, kapal selam terbesar di dunia ada di tangan Rusia Menuai kecaman Rusia
Pejabat militer Rusia pada hari Jumat lalu mengatakan bahwa jumlah penerbangan pesawat tempur AS dan NATO di sekitar perbatasan Rusia terus meningkat pada tahun ini. Kepala Angkatan Udara Rusia, Kolonel Jenderal Sergei Surovikin, mengatakan bahwa pada bulan Agustus saja pesawat tempur Rusia sudah 27 kali mencegat pesawat tempur milik AS dan NATO di atas Laut Baltik, Barents, Okhotsk, dan Laut Hitam. Surovikin menilai bahwa penerbangan pesawat tempur AS akhir-akhir ini bertujuan untuk melatih sejumlah manuver ofensif yang cukup membuat Rusia gerah. "Kami melihat pelatihan tempur awak udara (AS) di dekat perbatasan Rusia sebagai hal yang menuai permusuhan dan provikatif," ungkap Surovikin.