Kembali terpukul, rupiah melemah ke Rp 14.414 per dollar AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali terpukul pada perdagangan hari ini. Di pasar spot, mata uang Garuda melemah 0,25% ke level Rp 14.414 per dollar Amerika Serikat (AS). Lagi-lagi, rupiah mencetak rekor level terendahnya sepanjang tahun ini, bahkan sejak Oktober 2015 silam.

Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) di Bank Indonesia (BI) juga mencatat rupiah juga melemah ke level Rp 14.406 per dollar AS. Kemarin, rupiah berada di posisi Rp 14.391 per dollar AS.

Head of Economic & Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja menjelaskan, hari ini nilai tukar rupiah terpukul di hadapan dollar AS bersama dengan sebagian besar mata uang asing lainnya. "Tampaknya ini reaksi pasar terhadap testimoni Gubernur Federal Reserve Jerome Powell semalam yang menyatakan suku bunga masih akan naik secara bertahap untuk sekarang ini," ujar Enrico, Rabu (18/7).


Pernyataan Powell tersebut lantas membuat ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed sebanyak dua kali lagi hingga akhir tahun kembali meningkat. Belum lagi, pasar juga mulai bertanya-tanya apakah The Fed akan tetap agresif hingga tahun depan.

"The Fed sendiri menyatakan titik ambang maksimal Fed Fund Rate (FFR) itu 2,9%. Kalau tahun ini naik dua kali lagi, tahun depan berarti bisa tetap ketat," kata Enrico.

Testimoni Powell tersebut pun kembali mengalirkan dana investor ke instrumen obligasi pemerintah AS alias US Treasury. Tak heran, sebagian besar mata uang hari ini melemah, bahkan mata uang negara-negara dengan neraca transaksi berjalan yang surplus sekalipun.

Enrico merinci, hari ini, beberapa mata uang mencatat pelemahan lebih dalam daripada rupiah. Di antaranya, mata uang Korea won melemah 0,73%, Malaysia ringgit melemah 0,3%, dan Thailand baht juga melemah 0,3%.

Selanjutnya, Encrico menilai, pelaku pasar masih akan menanti hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia besok, Kamis (19/7). dia cukup yakin Bank Indonesia masih akan mempertahankan suku bunga acuan untuk saat ini, namun tetap menyatakan siap menaikkan suku bunga jika memang dibutuhkan.

"Saya pikir lebih tepat BI menaikkan suku bunga di bulan Agustus setelah melihat perkembangan perang dagang, data ekonomi dalam negeri, dan keputusan suku bunga Bank Sentral Inggris. Sepertinya, masih akan naik 25 basis poin lagi," kata Enrico.

Untuk perdagangan besok, Enrico melihat rupiah berpeluang berbalik menguat kendati malam ini Powell masih akan menyampaikan pidato untuk kedua kalinya. "Sepertinya pernyataan tidak akan jauh berbeda," pungkasnya.

Tambah lagi, ia memprediksi hasil rapat BI masih akan memberi sinyal hawkish sehingga bisa mendorong penguatan rupiah besok dalam rentang Rp 14.375 - R 14.475 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati