Kembali tertekan kebijakan pemerintah AS, ini tanggapan Huawei



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali menekan perusahaan telekomunikasi China, Huawei lewat perpanjangan masa larangan perdagangan hingga Mei 2021 mendatang yang diumumkan pada 16 Mei 2020.

Menanggapi hal tersebut, manajemen Huawei dalam keterangan medianya menuturkan pihaknya bakal mengikuti ketentuan yang ada, kendati menilai langkah Pemerintah AS telah mengabaikan kritik dan aspirasi banyak pihak.

Baca Juga: China suntik modal US$ 2,25 miliar untuk produsen chip dalam negeri


"kami dengan tegas menentang Amandemen yang dibuat oleh Departemen Perdagangan AS. Ini mengabaikan sepenuhnya kekhawatiran yang dikemukakan oleh banyak perusahaan dan asosiasi Industri atas tindakan ini," tutur manajemen Huawei dalam surat yang dibacakan dalam acara Huawei Global Analyst Summit (HAS) 2020, Senin (18/5)

Huawei berpendapat keputusan yang sewenang-wenang ini bakal merusak seluruh industri.

"Aturan baru akan berdampak pada pemeliharaan ekspansi dan operasi berkelanjutan dari jaringan bernilai ratusan miliar dolar yang telah kami sisihkan di lebih dari seratus tujuh puluh negara. Ini juga akan berdampak pada layanan komunikasi dari lebih dari tiga miliar orang di seluruh dunia yang kebanyakan menggunakan produk dan layanan Huawei setiap hari," jelas Huawei.

Huawei bahkan menyebut dampak yang ditimbulkan dari keputusan pemerintah AS bisa berdampak panjang.

Baca Juga: China: AS segera hentikan penindasan tak masuk akal atas Huawei

Pihak Huawei kini tengah melakukan evaluasi lebih jauh mengenai dampak keputusan ini. Di sisi lain mereka berharap para konsumer dan pelanggan dapat turut bekerjasama meminimalkan dampak yang mungkin timbul

"Kami percaya itu akan merusak kepercayaan dan kolaborasi dalam semikonduktor global. Industri konduktor yang menjadi tempat bergantungnya banyak Industri lain dan dapat meningkatkan konflik dan kerugian dalam Industri-Industri Ini," jelas manajemen.

Tak hanya itu, langkah ini juga disebut bakal memberi dampak lanjut bagi industri teknologi AS sendiri.

Editor: Handoyo .