KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tanggal 6 November 2024 menjadi momen bersejarah bagi investor Bitcoin (BTC). Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS menciptakan sebanyak 11.000 jutawan Bitcoin baru dan mendorong reli positif di pasar saham dan kripto. Namun, efek sebaliknya kini terjadi setelah Trump resmi kembali ke Gedung Putih: hanya dalam waktu satu bulan, sebanyak 22.000 alamat jutawan Bitcoin lenyap dari pasar. Laporan dari Finbold mengungkapkan bahwa kondisi semakin memburuk pada 21 Maret 2025. Sejak pelantikan Trump pada 21 Januari, jumlah jutawan Bitcoin turun sebanyak 32.647 alamat. Dengan kata lain, terjadi penurunan sebesar 18,51% dibandingkan dengan saat Trump dilantik, dan rata-rata 544 jutawan Bitcoin "menghilang" setiap harinya.
Penurunan Alamat Jutawan Bitcoin dari 176.364 ke 143.717 dalam Dua Bulan
Analisis data menunjukkan bahwa pada 21 Januari, terdapat 157.563 alamat Bitcoin yang memiliki aset antara US$1 juta hingga US$9,99 juta. Selain itu, sebanyak 18.801 alamat memiliki lebih dari US$10 juta dalam bentuk Bitcoin. Baca Juga: Bitcoin Menuju US$65.000? Trader Masih Ragu dan Bersiap Hadapi Kejatuhan Namun, pada 21 Maret, jumlah alamat dengan aset antara US$1 juta hingga US$9,99 juta turun menjadi 129.477, sementara alamat dengan lebih dari US$10 juta menyusut menjadi 14.240. Secara total, jumlah alamat jutawan Bitcoin merosot dari 176.364 menjadi 143.717 dalam kurun dua bulan. Penurunan tidak hanya terjadi pada jutawan Bitcoin, tetapi juga di seluruh spektrum pemilik BTC. Jumlah total alamat yang menyimpan lebih dari US$1 dalam bentuk Bitcoin juga mengalami penurunan yang signifikan. Penting untuk dicatat bahwa jumlah alamat Bitcoin yang memiliki aset jutawan tidak selalu mewakili jumlah individu jutawan . Hal ini disebabkan oleh kemungkinan satu orang memiliki beberapa alamat, atau sekelompok orang yang mengelola aset secara kolektif dalam satu alamat.