Kembangkan Biogas, Forward7 dan Sistema.bio Sediakan Biodigester Bersubsidi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Forward7 dari Kerajaan Arab Saudi berkolaborasi dengan Sistema.bio meluncurkan prakarsa penyediaan biodigester bersubsidi untuk pemilik peternakan kecil di Nepal dan Indonesia. Proyek ini bertujuan untuk memasang 800 unit biogas di kedua negara tersebut dan ditargetkan selesai pada Januari 2025 mendatang. 

Program ini sebagai tambahan untuk memfasilitasi masuknya Sistema.bio dalam menyediakan layanan di Indonesia dan Nepal. Adapun penyediaan biodigester bersubsidi ini merupakan hasil kerja sama dengan PT Biru Karbon Nusantara (BKN) di Indonesia dan Asosiasi Promosi Biogas Nepal. 

Forward7, yang telah didukung oleh Middle East Green Initiative, memiliki tujuan untuk mengubah kehidupan masyarakat pedesaan dengan menyediakan akses terhadap solusi memasak yang lebih ramah lingkungan. Diharapkan upaya ini dapat meningkatkan kesehatan, memberdayakan perempuan, mengangkat kelompok-kelompok yang terpinggirkan. Sekaligus dapat melindungi lingkungan dengan mengurangi emisi CO2 yang disebabkan oleh penggunaan metode memasak tradisional seperti kayu dan batu bara. 


Proyek ini diklaim akan mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan mengembangkan infrastruktur di daerah pedesaan. Forward7, berencana menyediakan solusi memasak ramah lingkungan bagi 750 juta orang yang berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 7.

Baca Juga: Realisasi Bauran EBT Baru 13,93% di Semester I-2024, Ini Penyebabnya

Agung Permadi, Business Development Manager PT Biru Karbon Nusantara menyatakan, kemitraan ini akan menjalin strategi manajemen proyek yang kuat yang mencakup identifikasi potensi risiko secara proaktif seperti tantangan impor dan perizinan, kontrol kualitas instalasi, adaptasi pengguna akhir, dan keterjangkauan produk. 

“Selain mengatasi tingginya tingkat ketidakfungsian sistem biogas yang ada, proyek ini juga akan mengatasi tantangan yang terkait dengan teknologi biogas melalui kampanye pemasaran,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (16/10/2024). 

Agung menyatakan, demi mendukung proyek ini, sumber daya dialokasikan secara strategis untuk tugas-tugas penting seperti komunikasi petani, instalasi digester, dan pelatihan pemeliharaan, dengan memanfaatkan pengalaman global selama 14 tahun dan jaringan lokal yang telah dibangun. 

Diperlukan juga prosedur yang jelas untuk mengelola perubahan proyek untuk memastikan pengambilan keputusan yang efektif dan kemampuan beradaptasi. Nantinya pembaruan akan dilakukan rutin setiap dua minggu hingga evaluasi  secara komprehensif dalam jangka menengah. Tidak lupa juga akan didukung oleh tim ahli.  

“Alat pengumpulan data canggih seperti Salesforce dan TaroWorks akan memantau kemajuan dan melacak target, dengan kunjungan audit rutin untuk memastikan inisiatif ini tetap berada di jalur yang tepat untuk penyelesaian yang sukses pada Januari 2025,” jelasnya. 

Baca Juga: Investasi Rendah, Realisasi Bauran Energi Hijau Minim

Di bawah inisiatif ini, instalasi biogas mulai dari 2 meter kubik hingga 40 meter kubik akan dipasang di wilayah-wilayah utama di Indonesia dan Nepal. Pembangkit biogas ini akan memungkinkan para petani untuk secara efisien mengubah limbah organik menjadi energi bersih, sehingga secara signifikan mengurangi ketergantungan mereka pada bahan bakar memasak tradisional. 

Selain menyediakan akses terhadap energi bersih, proyek ini juga mempromosikan praktik pengelolaan limbah ternak yang efektif. Instalasi biogas juga menghasilkan pupuk organik sebagai produk sampingan, yang berfungsi sebagai alternatif organik untuk pupuk kimia, membantu petani menghemat biaya dan meningkatkan kualitas tanah.

Selanjutnya: Gelar Site Visit, SGN dan PNRE Akan Bangun Pabrik Bioetanol Pertama di Banyuwangi

Menarik Dibaca: Jadi Bagian dari Perusahaan Nasional, MARK Dynamic

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih