Kembangkan Bisnis Hilir, Sumber Tani Agung Resources Bangun Pabrik Penyulingan



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Emiten perkebunan dan pengolahan sawit PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) akan mengembangkan bisnis ke segmen hilir dengan membangun pabrik penyulingan (refinery).

Pabrik tersebut rencananya akan memiliki kapasitas produksi 2.000 MT crude palm oil (CPO) per hari.

Direktur Utama STAA Mosfly Ang mengatakan, nantinya pabrik akan menghasilkan produk turunan CPO berupa Olein, Stearin, dan PFAD.


"Pembangunan pabrik refinery diperkirakan akan selesai di akhir 2023. Kenaikan penjualan diperkirakan dapat mencapai 20% dengan adanya produk refinery," kata Mosfly saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (11/3).

Baca Juga: Harga Saham Sumber Tani Agung (STAA) Melesat 25% di Hari Pertama Trading

Menurut Mosfly, proses pembangunan industri hilir dimulai dengan pematangan lahan pada Januari 2022 lalu. Perusahaan juga sudah  melakukan survei topografi dan saat ini sedang dalam tahap mendesain engineering master plan. 

Corporate Secretary STAA Juliani Chandra menambahkan, untuk membangun pabrik refinery tersebut, perusahaan menyiapkan besaran investasi sekitar Rp 783 miliar. Sekitar Rp 295 miliar dana bersumber dari hasil penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO). 

Hal ini seperti yang tertera dalam prospektus IPO bahwa 56% dari dana hasil IPO yang sebesar Rp 526,2 miliar akan digunakan untuk pembangunan pabrik refinery berkapasitas 2.000 MT per hari.

Baca Juga: Sumber Tani Agung Resources (STAA) resmi melantai di BEI

"Sementara sisa kebutuhan dana investasi akan dibiayai dari dana internal grup STAA," ucap Juliani.

Sejalan dengan pembangunan pabrik refinery, STAA juga akan membangun fasilitas dermaga dan tangki timbun dengan kapasitas 35.000 MT. Sebesar 22% dana IPO digunakan untuk pembangunan fasilitas dermaga dan 22% untuk tangki timbun.

Sebagai informasi, STAA adalah grup usaha kelapa sawit swasta yang berkantor pusat di Sumatra Utara, Indonesia dan telah menjalankan kegiatan usaha sejak tahun 1970. Per 31 Desember 2021, STAA memiliki 13 perkebunan, 9 pabrik pengolahan kelapa sawit, 1 pabrik kernel crushing, dan 1 pabrik solvent extraction.

Seluruhnya tersebar di empat provinsi, yaitu Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Total kapasitas produksi CPO mencapai 450 MT per jam dengan produksi CPO mencapai 383.500 MT.

Anak usaha STAA, yakni PT Karya Serasi Jaya Abadi (KSJA) juga fokus pada pengembangan energi terbarukan (renewable energy) dengan membangun pembangkit listrik biogas.  Limbah cair kelapa sawit diolah untuk menghasilkan biogas yang dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli