KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk berkomitmen menjalankan pengembangan bisnis berdasarkan prinsip
Environmental, Social, dan
Governance (ESG). Emiten konstruksi plat merah bersandi
WIKA di Bursa Efek Indonesia ini memiliki sejumlah program untuk merealisasikan komitmen tersebut. Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya menegaskan, WIKA bersama entitas usahanya mendorong pengembangan
green construction. Di antaranya dengan melakukan
manufactured construction oleh
WIKA Beton (WTON) dan Wijaya Karya Industri & Konstruksi (WIKON) yang lebih ramah lingkungan dan efisien dari segi material. Selain itu, WIKA juga masuk ke bisnis energi terbarukan (
renewable energy) seperti panel surya dan battery oleh WIKA Industri Energy. WIKA juga menggarap motor listrik GESITS, lewat WIKA Industri Manufaktur, yang memiliki visi menjadi perusahaan terkemuka dengan produk unggulan kendaraan listrik (
electric vehicle).
Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) mengejar pertumbuhan kontrak baru di tahun depan GESITS juga mengusung sejumlah misi, antara lain untuk mempercepat transisi ke penggunaan energi yang berkelanjutan (
sustainable energy). Juga untuk meningkatkan
local content alias Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dengan pembinaan pemasok lokal secara konsisten. "WIKA juga melakukan aktivitas-aktivitas Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) sesuai prinsip SDG's (
Sustainable Development Goals) dan CSV (
Creating Shared Value)," kata Mahendra saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (19/12). Bersamaan dengan itu, WIKA meningkatkan implementasi
Good Corporate Governance (GCG) dengan mengadopsi SMAP ISO 370001. Kemudian bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam penerapan Whistleblower System (WBS).
Selanjutnya bekerja sama dengan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk
auditing system Governance,
Risk, dan
Control (GRC) di Wijaya Karya. "Tentunya semua penerapan itu diharapkan akan membawa tata kelola perusahaan semakin baik, operasi yang kian efisien, proses bisnis WIKA semakin ramah lingkungan dan bersiap memasuki bisnis di masa depan seperti
renewable energy," pungkas Mahendra. Sebagai informasi, pada Rabu (1/12) lalu, Indonesia mulai menjadi presidium G20 tahun 2022 yang mengusung tema
Recover Together, Recover Stronger. Melalui tema tersebut, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Adapun tema KTT G20-2022 tersebut dinilai bakal memberikan dampak positif untuk korporasi atau emiten yang mengusung environmental, social, dan governance (ESG). Investasi dengan fokus ESG di Indonesia pun diprediksi akan terus berkembang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .