Kembangkan bisnis tekstil, Industri Sandang Nusantara bersinergi dengan empat BUMN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Sandang Nusantara mendapat dukungan dari empat perusahaan pelat merah dalam mengembangkan pasar sarung dan industri tekstil. Keempat perusahaan BUMN tersebut adalah PT Danareksa, PT Surabaya Industrial Estate Rungkut, PT Kliring Berjangka Indonesia, dan Perum Jamkrindo.

Industri Sandang Nusantara telah melakukan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) pada Kamis (9/8) lalu yang disaksikan oleh Deputi Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementrerian BUMN Aloysius Kiik Ro.

MoU yang ditandatangani ini merupakan sinergi dalam hal pembiayaan, pengadaan bahan baku dan penjaminannya serta penjaminan pembayaran untuk pengembangan bisnis PT Industri Sandang Nusantara.


Danareksa akan memberikan pembiayaan, PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) terkait dengan pengadaan bahan baku, dan PT Kliring Berjangka Indonesia akan melakukan penjaminan pengadaan bahan baku, dan Perum Jamkrindo akan berperan sebagai penjaminan atas pembayaran.

Robby E Quento, Direktur Utama PT Industri Sandang Nusantara (Persero) mengatakan, lewat sinergi itu, pihaknya dapat mengoptimalkan produktivitas serta meningkatkan omzet penjualan baik secara lokal maupun ekspor.

Ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia telah mencapai nilai US$ 12,4 miliar pada tahun 2017. Tahun 2019, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekspor menjadi US$ 15 miliar.

Melalui penandatanganan MoU ini, diharapkan peran strategis BUMN khususnya PT Industri Sandang Nusantara dalam merealisasikan target ekspor tersebut.

“Kami memberikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya serta ucapan terima kasih kepada masing-masing pihak yang terkait dalam Sinergi ini dan berharap bahwa sinergi ini dapat berjalan sukses. Kami sangat berterimakasih kepada seluruh pihak atas penandatanganan MoU ini, dan kami harap bahwa ini merupakan awal yang baik serta komitmen bersama untuk berbakti kepada negeri." kata Robby dalam keterangan resminya yang dikutip Sabtu (11/8).

Sementara Aloysius Kiik Ro, Deputi Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN mengatakan, model kerjasama seperti itu akan terus direplika ke depan. Pihaknya dalam empat tahun terakhir terus memdorong kerjasama seperti itu. Tiap-tiap BUMN mempunyai kelebihan masing-masing, kalau bisa kerjasama seperti ini, tentu akan mendapatkan hasil yang lebih besar lagi.

Menurutnya, Danareksa sebagai lembaga keuangan bukan bank, tentu memiliki fleksibilitas yang sangat tinggi untuk mendanai apa saja, dan dalam hal ini untuk membiayai PT Industri Sandang Nusantara.

Dalam MoU ini, Danareksa akan berperan dalam memberikan pembiayaan atas program pengembangan pasar sarung dan industri tekstil, yang akan dilakukan oleh Industri Sandang Nusantara.

Sebagai BUMN yang telah berpengalaman dalam hal pembiayaan, perantara pedagang efek, penjamin emisi efek, serta pengelolaan investasi dan reksadana, kontribusi Danareksa diharapkan akan memberikan hal yang positif dalam MoU ini.

Sementara bagi SIER, Penandatanganan MoU merupakan langkah strategis dalam kerangka pengembangan bisnis dan sekaligus sebagai upaya untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi nasional, yang dalam hal ini adalah sektor tekstil.

Selama ini SIER bergerak dalam sektor pengembangan kawasan industri serta logistik, namun dengan MoU ini, akan menjadi bukti kontribusi dalam hal pembiayaan pengadaan bahan baku bagi PT Industri Sandang Nusantara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi