KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah penguatan kurs dolar AS terhadap rupiah, para produsen kaca lokal melihat adanya prospek untuk meningkatkan penjualan ekspor. Hanya saja, peluang tersebut masih terkendala oleh biaya produksi industri kaca di Indonesia yang belum kompetitif. Yustinus Gunawan, Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) tak menampik bahwa di tengah pelemahan kurs rupiah ini, peluang peningkatan ekspor oleh produsen kaca kian terbuka. Apalagi asosiasi mencatat porsi ekspor Industri kaca nasional rata-rata masih di kisaran 25%-35% tiap tahunnya. "Karena biaya produksi tinggi akibat harga gas bumi yang tetap tinggi, akibatnya daya saing kaca lembaran Indonesia masih lemah untuk memenangkan pasar global," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (14/10). Meski demikian produsen kaca lokal tetap meladeni permintaan ekspor, walaupun belum meningkat secara signifikan.
Kembangkan ekspor, inilah kendala yang dihadapi produsen kaca
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah penguatan kurs dolar AS terhadap rupiah, para produsen kaca lokal melihat adanya prospek untuk meningkatkan penjualan ekspor. Hanya saja, peluang tersebut masih terkendala oleh biaya produksi industri kaca di Indonesia yang belum kompetitif. Yustinus Gunawan, Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) tak menampik bahwa di tengah pelemahan kurs rupiah ini, peluang peningkatan ekspor oleh produsen kaca kian terbuka. Apalagi asosiasi mencatat porsi ekspor Industri kaca nasional rata-rata masih di kisaran 25%-35% tiap tahunnya. "Karena biaya produksi tinggi akibat harga gas bumi yang tetap tinggi, akibatnya daya saing kaca lembaran Indonesia masih lemah untuk memenangkan pasar global," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (14/10). Meski demikian produsen kaca lokal tetap meladeni permintaan ekspor, walaupun belum meningkat secara signifikan.