Kembangkan Energi Hijau, Pertamina Geothermal (PGEO) Jajaki Kerja Sama dengan Jepang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melakukan penjajakan bisnis dengan sejumlah perusahaan di Jepang untuk menggali potensi energi hijau. Langkah bisnis ini ditandai dengan kehadiran manajemen PGEO pada acara Indonesia-Japan Corporations Exclusive Business Matching Event yang digelar di Tokyo, Jepang, pada 22 Mei 2023.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto menyampaikan, kegiatan ini sangat strategis untuk membuka peluang kerja sama antara perusahaan Jepang dan Indonesia dalam menciptakan sinergi positif bagi kedua belah pihak.

“Kehadiran kami di Jepang ini menjadi sangat penting untuk melihat sekaligus menjajaki pengembangan bisnis PGEO ke depan dengan melibatkan para pelaku bisnis global yang sudah sangat aware terhadap energi hijau dan energi baru dan terbarukan (EBT) ini,” kata Yurianto dalam siaran pers, Rabu (24/5).


Kehadiran PGEO pada forum Business Matching yang diadakan oleh otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi tanda bahwa usaha yang PGEO kembangkan memiliki potensi market besar di mata investor asing, khususnya negara-negara yang sudah sangat menaruh perhatian besar bagi pengembangan energi bersih.

Baca Juga: Astrindo Nusantara Infrastruktur (BIPI) Targetkan Pendapatan US$ 500 Juta pada 2023

Kata dia, energi panas bumi Indonesia saat ini memiliki potensi terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat. Panas bumi bisa menjadi sumber energi yang bersifat ramah lingkungan dan stabil yang dapat menjadi base load (beban dasar) sustainable di masa mendatang.

PGEO sebagai pemimpin di sektor panas bumi akan terus berupaya mengembangkan potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia.

“Oleh karena itu, kolaborasi dengan sejumlah pihak sangat penting untuk dilakukan,” ujarnya.

Sebelumnya, anak usaha PT Pertamina (Persero) ini berhasil membukukan US$ 400 juta dalam penerbitan green bond pada 27 April 2023 tersebut.

Dana ini digunakan PGEO untuk membiayai kembali (refinancing) proyek-proyek pengembangan sumber daya geothermal yang telah dilakukan guna menyediakan akses ke energi bersih dan ramah lingkungan yang andal dan terjangkau.

Baca Juga: Mahkota Group (MGRO) Sudah Serap 27% Anggaran Capex Rp 250 Miliar

PGEO berhasil mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 8,25 kali atau senilai US$ 3,3 miliar.

Terkait fenomena terjadinya oversubscribe hingga 8,25 kali terhadap penawaran green bond PGE belum lama ini, Yurianto menilai hal ini menjadi sinyal positif untuk dapat melibatkan lebih banyak pihak lagi. Dengan meningkatnya kesadaran global untuk memanfaatkan energi hijau, PGEO kini menjadi salah satu pelaku usaha strategis dari Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi