KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) khususnya energi panas bumi, PT Pertamina memastikan kesiapannya dengan menargetkan tambahan kapasitas pembangkit listrik. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, pengembangan geothermal dipastikan akan terus dilakukan Pertamina di waktu mendatang. "Kami akan tingkatkan
double capacity dalam lima tahun ke depan," jelas Nicke dalam Rapat Kerja Komisi VII, Senin (15/11).
Kontan.co.id mencatat, Pertamina melalui Pertamina Geothermal Energy berencana meningkatkan kapasitas pembangkit listrik panas bumi terpasang untuk memberikan kontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca. “Rencana kami untuk memperluas kapasitas akan mendukung Indonesia mencapai target
net zero emisi pada tahun 2060,” ujar Chief Financial Officer (CFO) Pertamina Geothermal Energy Nelwin Aldriansyah, Sabtu (13/11).
Baca Juga: Indonesia Power dukung pembentukan holding geothermal Menurut Aldriansyah, PGE berencana menerbitkan sendiri
wind green bond pada semester I-2022 selain rencana
green bond holding perusahaan PT Pertamina di tahun 2022. “
Green bond akan digunakan untuk
refinancing pinjaman konvensional kami yang ada dan juga untuk membiayai rencana belanja modal kami dalam mengembangkan proyek panas bumi baru di Indonesia,” katanya. Dengan inisiatif seperti itu, lanjut dia, PGE berharap dapat menambah kapasitas hingga 375 megawatt (MW) dari 672 MW dalam kapasitas terpasang dari pembangkit listrik tenaga panas bumi untuk empat tahun ke depan. “Kami menargetkan total kapasitas terpasang menjadi 1.500 megawatt pada 2030,” tambah Aldriansyah.
Baca Juga: Kebakaran tangki di area Kilang Cilacap diduga akibat sambaran petir Dia pun optimistis dengan tambahan kapasitas tersebut, PGE akan berkontribusi signifikan terhadap rencana Pertamina untuk melakukan dekarbonisasi dan mengurangi emisi hingga 30 persen pada 2030. “Pada kapasitas kami saat ini, kami saat ini mengurangi emisi sekitar 3,5 juta ton karbon dioksida (CO2) per tahun. Dan dengan kapasitas tambahan, kami berharap dapat mengurangi emisi lebih lanjut hingga enam juta ton dalam empat tahun ke depan, dan untuk 12 juta ton pada tahun 2030,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari