KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengembangkan pasar exchange-traded fund (ETF) dan ditargetkan paling lambat selesai pada akhir semester I-2020. Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menjelaskan, pengembangan tersebut mencakup perubahan mekanisme serta tambahan insentif di luar penghapusan biaya transaksi dan pengenaan biaya final untuk ETF. "ETF ini kami akan revitalisasi ada penyempurnaan di mekanisme. Kami akan buka pembatasan maksimal pergerakan harga harian yang selama ini dibatasi hanya 10 poin. Kemudian ada insentif untuk dealer partisipan," kata Hasan usai menghadiri acara Indopremier Investment di Hotel Pullman Thamrin, Kamis (20/2). BEI tengah mengajukan skema pemberian insentif bagi diler partisipan alias perusahaan efek yang menyediakan likuiditas di pasar primer maupun sekunder untuk ETF. Sebab, BEI ingin para diler partisipan benar-benar efektif menjadi penyedia likuiditas (liquidity provider). "Nah nanti mungkin praktik market making-nya yang membutuhkan mereka untuk ada posisi short dulu, sebelumnya itu akan kami ajukan untuk disetujui oleh OJK dan sebagainya," ujar Hasan.
Kembangkan ETF, BEI menambah insentif dan buka pembatasan pergerakan harga maksimal
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengembangkan pasar exchange-traded fund (ETF) dan ditargetkan paling lambat selesai pada akhir semester I-2020. Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menjelaskan, pengembangan tersebut mencakup perubahan mekanisme serta tambahan insentif di luar penghapusan biaya transaksi dan pengenaan biaya final untuk ETF. "ETF ini kami akan revitalisasi ada penyempurnaan di mekanisme. Kami akan buka pembatasan maksimal pergerakan harga harian yang selama ini dibatasi hanya 10 poin. Kemudian ada insentif untuk dealer partisipan," kata Hasan usai menghadiri acara Indopremier Investment di Hotel Pullman Thamrin, Kamis (20/2). BEI tengah mengajukan skema pemberian insentif bagi diler partisipan alias perusahaan efek yang menyediakan likuiditas di pasar primer maupun sekunder untuk ETF. Sebab, BEI ingin para diler partisipan benar-benar efektif menjadi penyedia likuiditas (liquidity provider). "Nah nanti mungkin praktik market making-nya yang membutuhkan mereka untuk ada posisi short dulu, sebelumnya itu akan kami ajukan untuk disetujui oleh OJK dan sebagainya," ujar Hasan.