JAKARTA. Manajemen Bank Central Asia (BCA) mengalokasikan dana sebesar US$ 50 juta untuk pengembangan teknologi informasi (TI) sepanjang tahun ini. Manajemen bank beraset ketiga terbesar di Indonesia itu menegaskan, rencana investasi senilai hampir setengah triliun ini tidak semata-mata disebabkan merebaknya pembobolan ATM yang merugikan nasabahnya senilai Rp 5 miliar. Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, investasi di bidang TI merupakan belanja rutin yang dianggarkan tiap tahun. Tujuannya adalah untuk mendukung pelayanan kepada para nasabah dan menopang kegiatan bisnis bank. Menurut Jahja, pengembangan TI ini wajib dilakukan semua perbankan untuk mendukung pelayanan. "Artinya, investasi ini tak berkaitan dengan kasus penggandaan kartu ATM yang baru-baru ini terjadi," katanya, pekan lalu. Bagi pengembangan TI, bank yang mayoritas sahamnya milik Grup Djarum ini rata-rata membelanjakan duit sekitar US$ 50 juta tiap tahun.
Kembangkan TI, BCA Siapkan US$ 50 Juta
JAKARTA. Manajemen Bank Central Asia (BCA) mengalokasikan dana sebesar US$ 50 juta untuk pengembangan teknologi informasi (TI) sepanjang tahun ini. Manajemen bank beraset ketiga terbesar di Indonesia itu menegaskan, rencana investasi senilai hampir setengah triliun ini tidak semata-mata disebabkan merebaknya pembobolan ATM yang merugikan nasabahnya senilai Rp 5 miliar. Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, investasi di bidang TI merupakan belanja rutin yang dianggarkan tiap tahun. Tujuannya adalah untuk mendukung pelayanan kepada para nasabah dan menopang kegiatan bisnis bank. Menurut Jahja, pengembangan TI ini wajib dilakukan semua perbankan untuk mendukung pelayanan. "Artinya, investasi ini tak berkaitan dengan kasus penggandaan kartu ATM yang baru-baru ini terjadi," katanya, pekan lalu. Bagi pengembangan TI, bank yang mayoritas sahamnya milik Grup Djarum ini rata-rata membelanjakan duit sekitar US$ 50 juta tiap tahun.