Kemdag ancam para pedagang beras



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Turunnya pasokan beras medium di pasaran tidak menyurutkan kebijakan Kementerian Perdagangan (Kemdag) dalam menerapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras. Sebab, Kemdag menilai hal ini masih bisa diatasi melalui operasi beras beras yang dilakukan pemerintah melalui BUMN atau BUMD setempat.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, penerapan HET beras sudah diterapkan dan tanpa toleransi. Oleh karena itu dia meminta jangan ada pedagang yang berani melawan keputusan pemerintah. Politisi Nasdem ini memastikan pihaknya akan bertindak tegas dan keras kepada para pedagang yang melanggar kebijakan HET beras. Tindakan yang akan diambil adalah mencabut izin usaha perdagangan mereka.

"Bila berjualan tanpa izin, pedagang tersebut dapat dikategorikan sebagai pedagang ilegal," ujarnya saat meninjau operasi pasar beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Selasa (10/10).

Mendag juga mengklaim sampai saat ini, stok beras masih aman. Untuk itu, ia meminta konsumen tidak khawatir akan terjadi kekurangan stok sampai akhir tahun ini. "Kami perlu memastikan dengan penerapan HET, tidak ada spekulasi harga beras," tambahnya.

Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya (FSTJ) Arief Prasetyo menambahkan, pihaknya menemukan adanya kekurangan beras medium di pasaran. Untuk mengatasi kekurangan ini, ia bilang pemerintah terus melakukan operasi pasar. Untuk di DKI Jakarta, FSTJ tengah mulai melakukan operasi pasar.

"Sebelumnya, kami telah meminta kepada pemerintah untuk menyediakan pasokan beras sebanyak 75.000 ton untuk memenuhi kebutuhan operasi pasar sampai Maret 2018 mendatang," imbuhnya.

Sejauh ini baru sekitar 200 ton beras yang masuk di FSTJ dan diharapkan dalam pekan ini akan masuk lagi sebanyak 4.300 ton. Jumlah akan terus bertambah sampai memenuhi permintaan sebanyak 75.000 ton hingga Maret 2018.

Arief bilang, operasi pasar ini pihaknya menjual beras medium dengan harga Rp 8.100 per kg. Tindakan ini, lanjut Arief merupakan bukti hadirnya pemerintah dalam menjaga harga pangan.

Ia juga memastikan pada saat ini stok beras di PIBC dinilai masih aman. Berdasarkan data di situs FSTJ stok beras sampai tanggal 9 Oktober 2017 sebanyak 54.194 ton. Sementara harga beras jenis IR-64 III pada tanggal yang sama seharga Rp 9.025 per kilogram (kg) turun dari harga pada pekan lalu sebesar Rp 9.050 per kg.

Stok Bulog

Untuk mengantisipasi kekurangan pasokan beras sampai akhir tahun, Perum Bulog juga memiliki stok beras sebanyak 1,5 juta ton. Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, stok tersebut merupakan total dari cadangan beras pemerintah dan beras untuk keluar sejahtera. "Kami akan terus fokus melakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga pangan," ujarnya.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menjelaskan, melalui operasi beras ini, pihaknya ingin meletakkan dasar-dasar pengendalian harga beras di Jakarta. Ia ingin Jakarta fokus mengamankan stok pangan terutama beras. "Kami ingin meletakkan dasar-dasar pengendalian harga di pasar. Kami fokus mengamankan stok pangan," imbuhnya.

Klaim pemerintah itu berbeda dengan keterangan salah seorang pedagang beras di PIBC yaitu Billy Haryanto. Menurutnya kekurangan beras setiap hari di PIBC mencapai 500 ton. Bahkan saat ini pedagang kecil tidak memiliki stok beras berarti. "Justru pedagang besar saja yang punya stok. Sementara pedagang kecil sudah tidak banyak stok beras lagi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini