Kemdag dorong Bulog menggantikan peran tengkulak



JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) menyusun strategi untuk memutus ketergantungan petani kepada tengkulak. Salah satunya dengan mengoptimalkan peran Perum Bulog. Upaya ini diyakini mampu memangkas rantai pasok pangan.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, kementeriannya mendorong agar Perum Bulog menggantikan posisi tengkulak. Untuk implementasinya, perlu payung hukum. "Rencananya, pemerintah sedang mempersiapkan skema kredit bagi petani. Bulog nanti akan ditugaskan sebagai tengkulak besar untuk membantu petani," ujarnya Kamis (29/9).

Tapi, lantaran Bulog bukan lembaga yang bisa memberikan pinjaman ke petani, untuk tahap awal, Kemdag mendorong agar Bulog bekerjasama dengan petani, khususnya memberi jaminan untuk menyerap seluruh hasil produksi petani. Sejauh ini, Enggar mengakui jaringan Bulog hingga ke petani harus diperbaiki lagi. Sebab, selama ini Bulog hanya menyerap dari pedagang besar di tingkat kecamatan dan kabupaten.


Alternatif lain, kata Enggar, Kemdag membuka kemungkinan menghadirkan lembaga keuangan lain di luar perbankan yang dapat memberi pinjaman kepada petani. Lembaga ini bisa bekerjasama dengan Bulog sehingga petani bisa menjual produknya langsung ke Bulog tanpa harus terikat dengan tengkulak. 

Selain dengan Bulog, Kemdag juga akan menggandeng Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas) Indonesia untuk melakukan pembelian langsung ke petani lewat daring (online). Dengan masuknya Bulog dan Paskomnas ke petani, diharapkan rantai pasok pangan dapat dipotong.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bilang, peran Bulog harus terus didorong untuk bisa menggantikan peran tengkulak. Jika berhasil, otomatis harga pangan bisa ditekan lebih terjangkau sampai ke konsumen. Bulog juga didorong memperbanyak stok pangan lewat pembangunan sejumlah gudang penyimpanan. Bila harga pangan di pasaran melonjak, Bulog bisa langsung intervensi lewat operasi pasar.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini