Kemdag revisi target ekspor, BI sudah berhitung



JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) menurunkan target ekspor tahun ini hingga 5% menjadi sekitar US$ 180,5 triliun. Penurunan target ini dilakukan karena memburuknya neraca perdagangan Indonesia hingga Agustus 2014.

Sebelumnya, target ekspor 2014 dipatok sebesar US$ 190 miliar. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan dalam membuat proyeksi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) BI selalu mendasarkan pada perkembangan ekonomi terkini termasuk ekspor.

BI sudah melihat perkembangan komoditas perekonomian negara China yang akan berimbas pada ekspor. "Kita sudah perhitungkan waktu membuat proyeksi defisit transaksi berjalan (revisi target ekspor 5%)," ujar Perry akhir pekan lalu.


Meskipun ekspor mengalami penurunan, secara periode defisit transaksi berjalan akan mengempis pada triwulan III dan IV. Sekedar mengingatkan saja, BI prediksi defisit transaksi berjalan triwulan III sebesar US$ 8 miliar atau 3,8% dari PDB.

Pada triwulan III tahun lalu, defisit transaksi berjalan sebesar US$ 8,64 miliar atau 3,9% dari PDB. Hingga akhir tahun 2014 sendiri, BI perkirakan defisit transaksi berjalan akan sebesar US$ 27 miliar atau 3,2% dari PDB. Nilai ini turun dibanding defisit pada akhir tahun 2013 yang sebesar US$ 29,12 miliar atau 3,34% dari PDB.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual melihat, turunnya ekspor bisa dikompensasi pada turunnya impor non migas. Alhasil defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun masih bisa sesuai dengan perkiraan BI.

Penurunan impor non migas sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor non migas dari Januari-Agustus 2014 mencapai US$ 89,46 miliar atau turun 5,75% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 94,92 miliar.

Menurut David, penurunan ekspor pada tahun ini pun tidak akan sampai 5%. "Mungkin turun 2%-3%," tandasnya. Penurunan ekspor ini terjadi utamanya terjadi karena harga crude palm oil (CPO) atawa minyak kelapa sawit yang mengalami penurunan.

Adanya ekspor konsentrat akan sedikit membantu ekspor. Perhitungan David, ekspor konsentrat akan beri tambahan US$ 2 miliar-US$ 3 miliar. Hingga akhir tahun, dirinya perkirakan defisit transaksi berjalan akan sebesar US$ 25 miliar-US$ 27 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan