JAKARTA. Untuk melindungi konsumen dan memberikan ruang membangun basis produksi nasional, pemerintah akan menindak tegas importir nakal yang tidak tertib administrasi. Berdasarkan hasil investigasi Kementerian Perdagangan, ada ribuan Importir Terdaftar (IT) produk tertentu yang tidak taat administrasi dan termasuk barang yang tidak memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI). Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan pihaknya akan mengambil tindak tegas terhadap para Importir Terdaftar produk tertentu yang tidak melaporkan kegiatan usahanya dalam kurun waktu 6 bulan terakhir atau 2 x 3 bulan. Tindakan yang diambil adalah berupa sanksi administrasi dengan mencabutan izin Importir Terdaftar tersebut. "Bentuk pencabutan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan No. 83 Tahun 2012 tentang ketentuan Impor Produk Tertentu. Pencabutan IT ini merupakan upaya pemerintah dalam menciptakan tata kelola impor nasional secara tertib guna menciptakan ruang yang luas bagi industri nasional," ujarnya, akhir pekan lalu.
Kemdag tertibkan importir nakal dan tak ber-SNI
JAKARTA. Untuk melindungi konsumen dan memberikan ruang membangun basis produksi nasional, pemerintah akan menindak tegas importir nakal yang tidak tertib administrasi. Berdasarkan hasil investigasi Kementerian Perdagangan, ada ribuan Importir Terdaftar (IT) produk tertentu yang tidak taat administrasi dan termasuk barang yang tidak memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI). Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan pihaknya akan mengambil tindak tegas terhadap para Importir Terdaftar produk tertentu yang tidak melaporkan kegiatan usahanya dalam kurun waktu 6 bulan terakhir atau 2 x 3 bulan. Tindakan yang diambil adalah berupa sanksi administrasi dengan mencabutan izin Importir Terdaftar tersebut. "Bentuk pencabutan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan No. 83 Tahun 2012 tentang ketentuan Impor Produk Tertentu. Pencabutan IT ini merupakan upaya pemerintah dalam menciptakan tata kelola impor nasional secara tertib guna menciptakan ruang yang luas bagi industri nasional," ujarnya, akhir pekan lalu.