Kemenakertrans siapkan 1 juta lahan untuk kedelai



JAKARTA. Pemerintah berusaha menempuh berbagai cara dalam mendukung swasembada pangan di dalam negeri. Salah satunya adalah dengan membuka satu juta hektare (ha) lahan di kawasan transmigrasi. Rencana tersebut diungkapkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar usai rapat kabinet terbatas soal ketahanan pangan di Bukittinggi, Sumatera Barat. Muhaimin bilang kementeriannya berencana membuka satu juta ha lahan di kawasan transmigrasi untuk ditanami kedelai secara bertahap selama tiga tahun yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia. Pembukaan lahan kedelai Kawasan transmigrasi ini dilakukan agar target produksi kedelai sebesar 1,5 juta  ton selama tiga tahun tercapai dan bisa mengurangi ketergantungan impor kedelai.   “Potensi lahan yang luas dan ketersediaan tenaga kerja di kawasan transmigrasi harus dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan produksi kedelai nasilonal,“ tutur pria yang akrap disapa Cak Imin ini dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/10). Cak Imin menjelaskan bahwa dalam Rapat Kabinet Terbatas yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, pemerintah membahas tentang pengembangan transmigrasi yang dirancang untuk perluasan areal pertanian di luar pulau jawa menuju ketahanan pangan, termasuk produksi kedelai nasional.  Kawasan  transmigrasi dipilih sebagai penanaman kedelai karena di daerah transmigrasi tersedia lahan dan sumber daya manusia yang potensial untuk pengembangan produksi kedelai. Karena itu, ia mengatakan bahwa Kemnakertrans dan Kementerian Pertanian akan memulai gerakan bersama ini pada Musim Tanam 2013/2014 seluas 155.000 ha dengan targer produksi sebanyak 225.000 ton. Pada tahun 2014 dan 2015, lanjut Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini akan dibuka lahan kedelai seluas 400.000 Ha dengan target produksi sebanyak 600.000 Ton dan 450 Ha target produksi sebanyak 675.000 ton. Adapun untuk uji coba penanaman kedelai di lahan transmigrasi, telah dilakukan pada lsekitar 10.000 ha lahan transmigrasi. Dari jumlah  tersebut, sekitar 1.000 ha berhasil membuahkan kedelai unggul. “Kita optimistis program ini akan berhasil meningkatkan produksi kedelai nasional secara drastis. Kerjasama dan koordinasi telah dilakukan dengan berbagai pihak dengan pola pendekatan Gerakan bersifat bisnis, “ imbuh Muhaimin. Upaya menggenjot produksi kedelai nasional itu dilakukan melalui program Upaya Khusus Pengembangan Kawasan Transmigrasi Untuk Swasembada Kedele (Upsus Bangkit Kedele). Cak Imin menyebutkan, kerjasama dan koordinasi untuk meningkatkan produksi kedelai ini dilakukan dengan lintas kementerian, Pemda, dunia usaha, perbankan, Bulog, Gakopti, Inkopti, inportir dan organisasi bisnis serta petani untuk bersama sama melakukan kegiatan ini. Kendati demikian, Muhaimin mengakui bahwa masih terdapat kelemahan dalam mengelola wilayah transrnigrasi. Kendala tersebut antara lain  kesiapan petani menghadapi anomali cuaca, dukungan teknologi, pemasaran paska panen, dan akses modal. Itulah sebabnya, untuk melakukan Upsus Bangkit Kedele ini perlu dukungan dari berbagai pihak mulai dari budidaya berupa penyiapan dan alokasi benih, pupuk, obat-obatan sampai pemasaran hasil melalui jaminan harga dan pembelian oleh Bulog.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan