Kemendag akan Potong Rantai Distribusi Migor Dalam Negeri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut bahwa pihaknya akan memotong rantai distribusi minyak goreng (migor) agar pasokan migor dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Untuk memastikan kebutuhan masyarakat saat ini kami sudah menyiapkan armada untuk memotong rantai distribusi, langsung kita bikin aliran baru yang akan rutin ke pasar tradisional. Sudah berjalan,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN) Oke Nurwan dalam Business Talk yang disiarkan Kompas TV, Selasa (22/2).

Selain itu, dalam dialog bersama dengan distributor di wilayah timur Indonesia, ia mendapati bahwa aliran distribusi tidak berjalan ke sana untuk bisa memproduksi minyak goreng. Sehingga, ia langsung pasok ke area tersebut, dan memotong rantai distribusi dengan distributor D4 menjadi D1.


“Sehingga yang D4 nya saya promosiin dia jadi D1, langsung punya pasokan ke minyak goreng dan dia segera memastikan pasokan ke retailer maupun ke pedagang dengan harga sesuai harga eceran tertinggi,” jelasnya.

Baca Juga: Kemendag Menjalankan Link and Match Pemegang DMO dan Perusahaan Packing Migor

Menurutnya, Kemendag sudah menggandakan pasokan minyak goreng secara nasional, yang biasanya kebutuhannya sekitar 327 juta liter per bulannya atau 10-11 juta liter per harinya, sekarang digandakan menjadi rata-rata 20 juta liter per harinya.

Dalam catatannya, dari tanggal 14-21 Februari, minyak goreng sudah digelontorkan ke berbagai provinsi, ke seluruh pelosok Indonesia yang mencapai 146 juta liter. Dalam pantauannya, pasokan migor tersebut sudah tiba di tempat penampungan.

“Artinya ini bendungan nya itu udah penuh, permasalahannya kenapa belum nyampe turun tidak merata itu kan tidak merata. Nah ini yang sedang kita turunkan tim untuk melihat aliran irigasi ini ada yang mandek,” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya sedang memperlancar dan juga sedang disiapkan untuk langsung memotong rantai distribusi karena alirannya irigasinya tidak beres. “Kita coba alirkan langsung dengan skema penugasan dengan tetap menjaga harga eceran tertinggi ke pasar-pasar tradisional,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .