KONTAN.CO.ID - Kementerian Perdagangan dan organisasi nonprofit yaitu Business and Export Development Organization (BEDO) meluncurkan (kick-off) program New Export Breakthrough (NEXT) hari ini, Rabu (3/4) di Jakarta. NEXT adalah program pembinaan pelaku usaha perkebunan agar dapat menembus pasar ekspor. Program tersebut menjadi upaya kolaboratif pemerintah dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan ekspor produk perkebunan. “Melalui kerja sama ini, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag dan BEDO berupaya memfasilitasi pelaku usaha produk perkebunan Indonesia agar dapat masuk ke pasar ekspor melalui pembinaan secara intensif. Kami berharap, para peserta dapat memperoleh wawasan untuk mengatasi tantangan perdagangan global sehingga rencana bisnis mereka dapat beradaptasi dengan kondisi yang ada,” ujar Direktur Jenderal PEN Kemendag Didi Sumedi. Didi menambahkan, NEXT didesain khusus bagi perusahaan perkebunan sebagai proyek rintisan. “Apabila berhasil, akan diadaptasi untuk produk-produk lainnya,” ungkap Didi.
Kemendag Berkolaborasi dengan BEDO Luncurkan Program Ekspor NEXT
KONTAN.CO.ID - Kementerian Perdagangan dan organisasi nonprofit yaitu Business and Export Development Organization (BEDO) meluncurkan (kick-off) program New Export Breakthrough (NEXT) hari ini, Rabu (3/4) di Jakarta. NEXT adalah program pembinaan pelaku usaha perkebunan agar dapat menembus pasar ekspor. Program tersebut menjadi upaya kolaboratif pemerintah dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan ekspor produk perkebunan. “Melalui kerja sama ini, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag dan BEDO berupaya memfasilitasi pelaku usaha produk perkebunan Indonesia agar dapat masuk ke pasar ekspor melalui pembinaan secara intensif. Kami berharap, para peserta dapat memperoleh wawasan untuk mengatasi tantangan perdagangan global sehingga rencana bisnis mereka dapat beradaptasi dengan kondisi yang ada,” ujar Direktur Jenderal PEN Kemendag Didi Sumedi. Didi menambahkan, NEXT didesain khusus bagi perusahaan perkebunan sebagai proyek rintisan. “Apabila berhasil, akan diadaptasi untuk produk-produk lainnya,” ungkap Didi.