KONTAN.CO.ID - Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional meluncurkan program Aku Siap Ekspor (ASE) 2.0 di Jakarta pada Rabu (23/2). Program ini merupakan kelanjutan dari program ASE tahap pertama namun dengan cakupan produk dan jangkauan pasar ekspor yang lebih luas. “ASE tahap ke-1 disambut dengan antusias oleh eksportir. Oleh sebab itu, Kemendag meluncurkan program kedua dengan nama ASE 2.0. Cakupan program ini diperluas, bukan hanya produk dekorasi rumah, tetapi juga furnitur dan produk gaya hidup,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi. Didi melanjutkan, target pasar ASE 2.0 diperluas dengan merambah ke negara yang memiliki perjanjian dagang dengan Indonesia, baik secara regional maupun bilateral di antaranya Jepang, Australia, Swiss, Norwegia, Korea Selatan, Chile, Tiongkok, Mozambik, dan negara kawasan ASEAN. “Diharapkan eksportir Indonesia lebih proaktif memanfaatkan preferensi penurunan tarif serta mendorong pengembangan ekspor ke negara-negara nontradisional,” tandasnya.
Kemendag Luncurkan Program ASE 2.0, Produk Furnitur dan Gaya Hidup Siap Banjiri Pasar
KONTAN.CO.ID - Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional meluncurkan program Aku Siap Ekspor (ASE) 2.0 di Jakarta pada Rabu (23/2). Program ini merupakan kelanjutan dari program ASE tahap pertama namun dengan cakupan produk dan jangkauan pasar ekspor yang lebih luas. “ASE tahap ke-1 disambut dengan antusias oleh eksportir. Oleh sebab itu, Kemendag meluncurkan program kedua dengan nama ASE 2.0. Cakupan program ini diperluas, bukan hanya produk dekorasi rumah, tetapi juga furnitur dan produk gaya hidup,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi. Didi melanjutkan, target pasar ASE 2.0 diperluas dengan merambah ke negara yang memiliki perjanjian dagang dengan Indonesia, baik secara regional maupun bilateral di antaranya Jepang, Australia, Swiss, Norwegia, Korea Selatan, Chile, Tiongkok, Mozambik, dan negara kawasan ASEAN. “Diharapkan eksportir Indonesia lebih proaktif memanfaatkan preferensi penurunan tarif serta mendorong pengembangan ekspor ke negara-negara nontradisional,” tandasnya.