JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) masih berhati-hati dalam menerapkan penurunan bea masuk (BM) biji kakao. Bayu Krisnamurthi Wakil Menteri Perdagangan mengatakan, pihaknya saat ini sedang menelaah dampak dari penurunan bea masuk tersebut bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor perkakaoan. "Di hitung bea masuknya, kalau diturunkan dampaknya bagaimana, kalau tidak diturunkan dampaknya juga bagaimana," kata Bayu, Selasa (22/4). Bahkan, Bayu bilang pihaknya tidak menutup kemungkinan lain untuk menerapkan kebijakan lain untuk menjaga pasokan industri pengolahan. "Yang jelas kita harus bisa menjaga pasokan untuk industri disamping kita juga serapan dalam negeri," ujar Bayu. Seperti diketahui, bahwa semakin banyaknya perusahaan industri pengolahan biji kakao yang masuk ke Indonesia, suplai biji lokal tidak mencukupi. Zulhefi Sikumbang, Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) mengatakan, wacana pembebasan bea masuk biji kakao dinilai tidak tepat. Pasalnya selama ini ekspor biji kakao Indonesia masih relatif besar yakni mencapai 188.000 ton pada tahun 2013 lalu. "Industri yang masuk ke Indonesia sudah siap untuk impor kakao dengan tarif 5%," kata Zulhefi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kemendag masih hati-hati bebaskan BM biji kakao
JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) masih berhati-hati dalam menerapkan penurunan bea masuk (BM) biji kakao. Bayu Krisnamurthi Wakil Menteri Perdagangan mengatakan, pihaknya saat ini sedang menelaah dampak dari penurunan bea masuk tersebut bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor perkakaoan. "Di hitung bea masuknya, kalau diturunkan dampaknya bagaimana, kalau tidak diturunkan dampaknya juga bagaimana," kata Bayu, Selasa (22/4). Bahkan, Bayu bilang pihaknya tidak menutup kemungkinan lain untuk menerapkan kebijakan lain untuk menjaga pasokan industri pengolahan. "Yang jelas kita harus bisa menjaga pasokan untuk industri disamping kita juga serapan dalam negeri," ujar Bayu. Seperti diketahui, bahwa semakin banyaknya perusahaan industri pengolahan biji kakao yang masuk ke Indonesia, suplai biji lokal tidak mencukupi. Zulhefi Sikumbang, Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) mengatakan, wacana pembebasan bea masuk biji kakao dinilai tidak tepat. Pasalnya selama ini ekspor biji kakao Indonesia masih relatif besar yakni mencapai 188.000 ton pada tahun 2013 lalu. "Industri yang masuk ke Indonesia sudah siap untuk impor kakao dengan tarif 5%," kata Zulhefi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News