Kemendag optimistis Indonesia menangi gugatan diskriminasi sawit di WTO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimistis Indonesia bisa memenangkan gugatan terhadap Uni Eropa terkait diskriminasi yang dilakukan terhadap minyak sawit asal Indonesia di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Iman Pambagyo mengatakan, pihaknya tidak akan mengambil langkah untuk menggugat Uni Eropa bila tidak yakin bisa memenangkan kasus ini.

"Kalau tidak optimistis, kita tidak bawa ke WTO," kata Iman kepada Kontan.co.id, Minggu (22/11).


Menurut Iman, saat ini tengah dilakukan perundingan untuk komposisi panelis. Dia berharap, susunan panel ini bisa disepakati pada tahun ini, sehingga di di tahun depan kedua pihak sudah bisa bertukar argumen di hadapan panelis.

"Ingin kita tahun ini susunan panel disepakati dan tahun depan legal proceedings. Kita maunya cepat," jelas Iman.

Meski begitu, Iman pun belum mau membocorkan apa-apa saja argumen yang akan dibawa Indonesia untuk melawan Uni Eropa nantinya.

Baca Juga: Kemendag beberkan berbagai tantangan perdagangan internasional saat ini

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pun sudah memastikan bahwa Indonesia akan terus berjuang melawan diskriminasi maupun kampanye hitam yang ditujukan bagi komoditas sawit Indonesia.

Menurutnya, sawit merupakan salah satu komoditas Indonesia unggulan Indonesia yang menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia serta menjadi sumber pendapatan bagi petani-petani kecil di Indonesia.

"Kita mengetahui bahwa ada diskriminasi terhadap sawit Indonesia bahkan kampanye negatif di berbagai negara terjadi, khususnya di Eropa. Kita ingin selalu melawan diskriminasi ini," kata Retno.

Retno menjelaskan, Indonesia terus mengedepankan kolaborasi dan kerja sama dengan negara mitra, akan tetapi dia pun memastikan Indonesia akan bersikap tegas terhadap kepentingan nasional, khususnya yang berkaitan dengan prinsip Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto