KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketergantungan Indonesia pada produk bawang putih impor makin besar. Ini terlihat dari meningkatnya kapasitas impor bawang putih periode Januari-September 2024 yang menyentuh angka 345.500 ton, atau setara dengan Rp 7,08 triliun. Adapun, nilai impor bawang putih ini akan bertambah terus hingga tutup tahun. Karena, menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Isy Karim, berdasarkan Rapat Koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, impor bawang putih tahun ini akan naik sebesar 14,78% dibandingkan kapasitas impor sepanjang tahun 2023. "Kebutuhan impor bawang putih tahun 2023 adalah sebesar 561.926 ton, sedangkan tahun 2024 adalah sebesar 645.025 ton atau naik sebesar 14,78% dibandingkan tahun 2023," ungkap Isy, saat dihubungi Kontan, Kamis (31/10). Baca Juga: Harga Pangan di Papua Tengah, 31 Oktober 2024: Hampir Seluruh Harga Pangan Naik Jika menilik data Badan Pangan Nasional (Bapanas) nilai impor bawang putih periode Januari-September 2024 ini mencapai US$ 453,32 juta. Dengan tiga negara pengimpor terbesar yaitu China sebanyak 344.380 ton, India sebanyak 1.100 ton dan Jerman 860 ton. Isy juga menambahkan, naiknya impor bawang putih tahun ini telah berdasarkan pada Rapat Koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan prosesnya pengajuan impornya telah melalui Sistem Nasional Neraca Komoditas. "Bawang Putih merupakan komoditi yang kebutuhan impornya telah ditetapkan dalam Rapat Koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan prosesnya pengajuan impornya telah melalui Sistem Nasional Neraca Komoditas," tambahnya. Produksi Bawang Putih dalam Negeri yang Belum Mencukupi Peningkatan impor ini mencerminkan produksi lokal bawang putih yang belum cukup kuat untuk menopang kebutuhan konsumsi dalam negeri. Sebelumnya, beberapa upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi bawang putih dalam negeri. Contohnya program wajib tanam bawang putih oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Program wajib tanam ini diberlakukan kepada para pelaku usaha importir. Mereka, diwajibkan menanam sekurang-kurangnya 5 persen dari volume RIPH, yang mengacu pada Permentan 46/2019. Menurut Isy, saat ini jika berdasarkan Rapat Koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ditetapkan produksi bawang putih tahun 2023 adalah sebesar ± 21.663 ton. Sedangkan tahun 2024, diprediksi adalah sebesar ±27.547 ton atau naik sebesar 27,16% dibandingkan tahun 2023. "Namun angka produksi tersebut belum dapat memenuhi konsumsi kebutuhan nasional," ujarnya. Peningkatan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan nasional sepanjang tahun 2023 hanya mencukupi 3,28% dari total kebutuhan nasional. Sedangkan produksi tahun 2024, hanya mencukupi 4,11% dari total kebutuhan nasional. "Upaya Pemerintah untuk memperkuat pasokan bawang putih dan pemberdayaan petani dalam negeri terus dilakukan, termasuk melalui kebijakan wajib tanam yang menjadi kewenangan dari Kementerian Pertanian," tutupnya. Baca Juga: Menguji Kesiapan Pasokan Pangan Lokal untuk Memenuhi Program Makan Bergizi Gratis
Kemendag Ungkap Alasan Impor Bawang Putih Meningkat Hingga Rp 7 Triliun Lebih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketergantungan Indonesia pada produk bawang putih impor makin besar. Ini terlihat dari meningkatnya kapasitas impor bawang putih periode Januari-September 2024 yang menyentuh angka 345.500 ton, atau setara dengan Rp 7,08 triliun. Adapun, nilai impor bawang putih ini akan bertambah terus hingga tutup tahun. Karena, menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Isy Karim, berdasarkan Rapat Koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, impor bawang putih tahun ini akan naik sebesar 14,78% dibandingkan kapasitas impor sepanjang tahun 2023. "Kebutuhan impor bawang putih tahun 2023 adalah sebesar 561.926 ton, sedangkan tahun 2024 adalah sebesar 645.025 ton atau naik sebesar 14,78% dibandingkan tahun 2023," ungkap Isy, saat dihubungi Kontan, Kamis (31/10). Baca Juga: Harga Pangan di Papua Tengah, 31 Oktober 2024: Hampir Seluruh Harga Pangan Naik Jika menilik data Badan Pangan Nasional (Bapanas) nilai impor bawang putih periode Januari-September 2024 ini mencapai US$ 453,32 juta. Dengan tiga negara pengimpor terbesar yaitu China sebanyak 344.380 ton, India sebanyak 1.100 ton dan Jerman 860 ton. Isy juga menambahkan, naiknya impor bawang putih tahun ini telah berdasarkan pada Rapat Koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan prosesnya pengajuan impornya telah melalui Sistem Nasional Neraca Komoditas. "Bawang Putih merupakan komoditi yang kebutuhan impornya telah ditetapkan dalam Rapat Koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan prosesnya pengajuan impornya telah melalui Sistem Nasional Neraca Komoditas," tambahnya. Produksi Bawang Putih dalam Negeri yang Belum Mencukupi Peningkatan impor ini mencerminkan produksi lokal bawang putih yang belum cukup kuat untuk menopang kebutuhan konsumsi dalam negeri. Sebelumnya, beberapa upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi bawang putih dalam negeri. Contohnya program wajib tanam bawang putih oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Program wajib tanam ini diberlakukan kepada para pelaku usaha importir. Mereka, diwajibkan menanam sekurang-kurangnya 5 persen dari volume RIPH, yang mengacu pada Permentan 46/2019. Menurut Isy, saat ini jika berdasarkan Rapat Koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ditetapkan produksi bawang putih tahun 2023 adalah sebesar ± 21.663 ton. Sedangkan tahun 2024, diprediksi adalah sebesar ±27.547 ton atau naik sebesar 27,16% dibandingkan tahun 2023. "Namun angka produksi tersebut belum dapat memenuhi konsumsi kebutuhan nasional," ujarnya. Peningkatan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan nasional sepanjang tahun 2023 hanya mencukupi 3,28% dari total kebutuhan nasional. Sedangkan produksi tahun 2024, hanya mencukupi 4,11% dari total kebutuhan nasional. "Upaya Pemerintah untuk memperkuat pasokan bawang putih dan pemberdayaan petani dalam negeri terus dilakukan, termasuk melalui kebijakan wajib tanam yang menjadi kewenangan dari Kementerian Pertanian," tutupnya. Baca Juga: Menguji Kesiapan Pasokan Pangan Lokal untuk Memenuhi Program Makan Bergizi Gratis