Kemendag usul tambahan subsidi untuk SRG, ini alasannya



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Perdagangan mengusulkan tambahan subsidi untuk Sistem Resi Gudang (SRG).

Hal itu diusulkan, mengingat suku bunga SRG yang ada saat ini masih terlalu tinggi untuk komoditas pertanian. Asal tahu saja, saat ini suku bunga SRG ditetapkan sebesar 6%.

"Ini yang sedang kami usahakan supaya bisa lebih turun lagi dari 6%," ujar Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Indrasari Wisnu Wardhana dalam Webinar Indef, Selasa (25/5).


Wisnu menyebut, suku bunga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kembali SRG. Padahal SRG memiliki manfaat dalam stabilitas harga dan ketersediaan produk pangan.

Hal itu melalui skema tunda jual yang dapat menyimpan hasil produksi pangan. Selama penyimpanan tersebut pemilik barang akan bisa menggunakan resi gudang untuk pembiayaan.

Baca Juga: Kabupaten Purwakarta catatkan resi gudang pertama, total resi gudang jadi 16

Stabilitas harga tidak hanya bagi konsumen akhir. Wisnu menyebut stabilitas harga juga dirasakan oleh produsen seperti pada kasus ayam karkas beku yang telah bisa dimasukkan dalam SRG.

Sebelumnya peternak ayam kesulitan dalam menyimpan ayam karena ketidakadaan-nya lemari pendingin atau cold storage. Sehingga peternak ayam harus menjual produknya di saat harga sedang jatuh akibat produksi berlebih.

"Kalau adanya SRG karkas ayam beku, mereka bisa menjaga pendapatannya pada saat harga jatuh," terang Wisnu.

Selain karkas ayam beku, SRG juga dikembangkan untuk penyimpan garam. Namun, penggunaan SRG untuk garam masih belum besar karena kualitas garam yang dihasilkan belum sesuai standar penyimpanan SRG.

Selanjutnya: Atasi dampak sanksi AS, Huawei akan segera luncurkan sistem operasi baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari