JAKARTA. Direktorat Jenderal Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri menilai penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta 2015, tidak rasional. Penyebabnya, karena belanja untuk gaji pegawai lebih tinggi ketimbang belanja untuk pembangunan. "Belanja aparaturnya tinggi, tetapi belanja publiknya rendah. Boleh saja belanja pegawai besar, tetapi dalam batas patut dan wajar untuk kebutuhan hidup layak. Kedepankan proporsionalitas berdasarkan kepatutan dan kewajaran," kata Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kemendagri Reydonnyzar Moenek, di Kantor Kemendagri, Kamis (2/4/2015). Donny, sapaan Reydonnyzar, mengatakan, tak rasionalnya penyusunan RAPBD itulah yang membuat Kemendagri kembali melakukan evaluasi.
Kemendagri anggap RAPBD DKI tak rasional,
JAKARTA. Direktorat Jenderal Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri menilai penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta 2015, tidak rasional. Penyebabnya, karena belanja untuk gaji pegawai lebih tinggi ketimbang belanja untuk pembangunan. "Belanja aparaturnya tinggi, tetapi belanja publiknya rendah. Boleh saja belanja pegawai besar, tetapi dalam batas patut dan wajar untuk kebutuhan hidup layak. Kedepankan proporsionalitas berdasarkan kepatutan dan kewajaran," kata Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kemendagri Reydonnyzar Moenek, di Kantor Kemendagri, Kamis (2/4/2015). Donny, sapaan Reydonnyzar, mengatakan, tak rasionalnya penyusunan RAPBD itulah yang membuat Kemendagri kembali melakukan evaluasi.