KONTAN.CO.ID - Jakarta, Kemendikbudristek. Keselarasan antara pendidikan vokasi dengan kebutuhan dunia kerja menjadi salah satu kunci membawa industri Indonesia masuk pada ekosistem persaingan global. Namun, industri sendiri kini masih mengalami sejumlah tantangan, di antaranya sulit mendapat talenta yang kompetensinya sesuai dan berkualitas, keterbatasan mengembangkan inovasi untuk mengurangi biaya produksi yang tinggi, hingga memulihkan kembali kondisi ekonomi dan keuangan imbas dari Covid-19. Potensi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mengatasi tantangan industri tersebut menjadi salah satu dasar bagi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam mengembangkan Program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK). “Jika selama ini SMK kerap mendapatkan bantuan penguatan atau intervensi dari dunia usaha dan dunia industri, maka melalui program SMK PK ini diharapkan giliran industri yang lebih merasakan manfaat kehadiran SMK sebagai bagian dari aktivitasnya,” tutur Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim di Jakarta, Selasa (2/2). Model kemitraan SMK dengan industri pada Program SMK PK Skema Pemadanan Dukungan akan memberikan manfaat nyata bagi industri. Pertama, industri akan memperoleh talenta vokasi masa depan yang efektif, efisien, dan relevan dengan kebutuhannya melalui training, project based learning, penyelarasan kurikulum, pemagangan, serta upskilling dan reskilling guru kejuruan.
Kemendikbudristek Siapkan Rp750 Miliar pada SMK PK Skema Pemadanan Dukungan
KONTAN.CO.ID - Jakarta, Kemendikbudristek. Keselarasan antara pendidikan vokasi dengan kebutuhan dunia kerja menjadi salah satu kunci membawa industri Indonesia masuk pada ekosistem persaingan global. Namun, industri sendiri kini masih mengalami sejumlah tantangan, di antaranya sulit mendapat talenta yang kompetensinya sesuai dan berkualitas, keterbatasan mengembangkan inovasi untuk mengurangi biaya produksi yang tinggi, hingga memulihkan kembali kondisi ekonomi dan keuangan imbas dari Covid-19. Potensi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mengatasi tantangan industri tersebut menjadi salah satu dasar bagi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam mengembangkan Program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK). “Jika selama ini SMK kerap mendapatkan bantuan penguatan atau intervensi dari dunia usaha dan dunia industri, maka melalui program SMK PK ini diharapkan giliran industri yang lebih merasakan manfaat kehadiran SMK sebagai bagian dari aktivitasnya,” tutur Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim di Jakarta, Selasa (2/2). Model kemitraan SMK dengan industri pada Program SMK PK Skema Pemadanan Dukungan akan memberikan manfaat nyata bagi industri. Pertama, industri akan memperoleh talenta vokasi masa depan yang efektif, efisien, dan relevan dengan kebutuhannya melalui training, project based learning, penyelarasan kurikulum, pemagangan, serta upskilling dan reskilling guru kejuruan.