JAKARTA. Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) akan mengadakan ujian nasional (UN) pengganti dan susulan untuk tingkat SMA dan sederajat. UN pengganti berlaku bagi sekolah yang siswanya ketahuan menerima bocoran soal. Sementara UN ulangan ditujukan buat sekolah yang pada pelaksanaan ujian nasional pekan lalu berkas soalnya tertukar.Materi soal ujian dalam UN pengganti adalah Bahasa Indonesia dan Sosiologi untuk jurusan IPS, serta Bahasa Indonesia dan Biologi bagi jurusan IPA. "Ujian pengganti akan dilaksanakan pada 5 April," ujar Staf Khusus Menteri Pendidikan Nasional Sukemi, akhir pekan lalu.Sekolah-sekolah yang akan mengikuti UN pengganti akan mendapatkan soal ujian yang baru dari Kemendiknas. Ada dua sekolah di Medan, Sumatera Utara yang akan menjalani ujian tersebut. Tapi, "Bukan berarti di sekolah lain tidak ada ujian pengganti. Sebab, Kami masih melakukan investigasi terkait isu kebocoran soal,'' kata Sukemi.Kedua sekolah di Medan yang akan mengikuti UN pengganti adalah SMA 2 Medan dan SMA Teladan Indraputra. UN pengganti di SMA 2 Medan akan diikuti 362 siswa IPA dan 78 siswa IPS. Sedang ujian di SMA Teladan Indraputra UN pengganti akan diikuti 40 siswa IPA dan 77 siswa IPS.Untuk penyelenggaraan UN susulan, Kemendiknas baru mendapat laporan satu sekolah di Kabupaten Buleleng, Bali, yang materi soal ujiannya tertukar. Cuma, "Soal yang diberikan bukan soal yang baru," ungkap Sukemi.Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendiknas Mansyur Ramly menjelaskan, ujian nasional pengganti adalah respon atas laporan masyarakat dan hasil temuan di lapangan. "Secara umum, UN tahun ini sudah lebih baik," klaimnya.Namun, Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Djaali menegaskan, kebocoran soal ujian dalam pelaksanaan UN bukan karena kesalahan siswa. Melainkan, "Penyelenggara yang lengah saat mendistribusikan soal," tegas Djaali.Cuma, Pengamat Pendidikan dari Perguruan Taman Siswa Darmaningtyas menilai, UN pengganti sejatinya tidak perlu dilakukan seandainya soal dan kunci jawaban ujian tidak bocor. "Ini karena pengawasan ketika ujian sangat lemah," kata dia.Semestinya, Darmaningtyas menambahkan, Kemendiknas bisa mengantisipasi kebocoran soal sejak awal. Lantaran, salah satu sebab utama kebocoran tersebut adalah distribusi soal ujian ke daerah-daerah yang lambat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kemendiknas Gelar UN Pengganti dan Susulan
JAKARTA. Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) akan mengadakan ujian nasional (UN) pengganti dan susulan untuk tingkat SMA dan sederajat. UN pengganti berlaku bagi sekolah yang siswanya ketahuan menerima bocoran soal. Sementara UN ulangan ditujukan buat sekolah yang pada pelaksanaan ujian nasional pekan lalu berkas soalnya tertukar.Materi soal ujian dalam UN pengganti adalah Bahasa Indonesia dan Sosiologi untuk jurusan IPS, serta Bahasa Indonesia dan Biologi bagi jurusan IPA. "Ujian pengganti akan dilaksanakan pada 5 April," ujar Staf Khusus Menteri Pendidikan Nasional Sukemi, akhir pekan lalu.Sekolah-sekolah yang akan mengikuti UN pengganti akan mendapatkan soal ujian yang baru dari Kemendiknas. Ada dua sekolah di Medan, Sumatera Utara yang akan menjalani ujian tersebut. Tapi, "Bukan berarti di sekolah lain tidak ada ujian pengganti. Sebab, Kami masih melakukan investigasi terkait isu kebocoran soal,'' kata Sukemi.Kedua sekolah di Medan yang akan mengikuti UN pengganti adalah SMA 2 Medan dan SMA Teladan Indraputra. UN pengganti di SMA 2 Medan akan diikuti 362 siswa IPA dan 78 siswa IPS. Sedang ujian di SMA Teladan Indraputra UN pengganti akan diikuti 40 siswa IPA dan 77 siswa IPS.Untuk penyelenggaraan UN susulan, Kemendiknas baru mendapat laporan satu sekolah di Kabupaten Buleleng, Bali, yang materi soal ujiannya tertukar. Cuma, "Soal yang diberikan bukan soal yang baru," ungkap Sukemi.Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendiknas Mansyur Ramly menjelaskan, ujian nasional pengganti adalah respon atas laporan masyarakat dan hasil temuan di lapangan. "Secara umum, UN tahun ini sudah lebih baik," klaimnya.Namun, Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Djaali menegaskan, kebocoran soal ujian dalam pelaksanaan UN bukan karena kesalahan siswa. Melainkan, "Penyelenggara yang lengah saat mendistribusikan soal," tegas Djaali.Cuma, Pengamat Pendidikan dari Perguruan Taman Siswa Darmaningtyas menilai, UN pengganti sejatinya tidak perlu dilakukan seandainya soal dan kunci jawaban ujian tidak bocor. "Ini karena pengawasan ketika ujian sangat lemah," kata dia.Semestinya, Darmaningtyas menambahkan, Kemendiknas bisa mengantisipasi kebocoran soal sejak awal. Lantaran, salah satu sebab utama kebocoran tersebut adalah distribusi soal ujian ke daerah-daerah yang lambat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News