KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus mengupayakan agar pembangunan Fly Over Krian dan Kedinding agar dapat selesai sesuai target. Hal ini dilakukan untuk mendukung operasional Jalur Ganda Mojokerto-Sepanjang yang sudah rampung dan dioperasikan per 1 Desember 2023. Direktur Jenderal Perkeretaapian, Risal Wasal menyebutkan bahwa kedua fly over ini dibangun untuk menghilangkan perlintasan sebidang pada Jalur Ganda Mojokerto-Sepanjang. “DJKA selalu berkomitmen untuk meningkatkan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan perjalanan kereta api, termasuk melalui pembangunan perlintasan tidak sebidang,” kata Risal dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/1).
Perlintasan tidak sebidang yang dimaksud oleh Risal adalah persilangan antara jalan dan jalur rel kereta api yang dibangun terpisah melalui fly over maupun underpass.
Baca Juga: Evaluasi Pasca Kecelakaan, Kemenhub Lakukan Perbaikan Sinyal Perkeretaapian Pembangunan perlintasan tidak sebidang merupakan upaya yang dilakukan DJKA untuk mengurangi perlintasan sebidang serta menekan angka kecelakaan yang melibatkan moda transportasi jalan dengan kereta api. Sebagai informasi, fly over ini dibangun di Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo dan Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo untuk menggantikan perlintasan sebidang dengan nomor registrasi JPL 64 dan JPL 79. Per 14 Januari 2024. Dapat dilaporkan bahwa progres pembangunan Fly Over Kedinding (pengganti JPL 79) sudah mencapai 93,5%, sementara Fly Over Krian (pengganti JPL 64) sudah mencapai 96,4%. Pembangunan Fly Over Krian dimaksudkan untuk memecah kepadatan pada Simpang Lima Krian saat jam sibuk di pagi dan sore hari. “Dengan beroperasinya jalur ganda, maka frekuensi kereta api yang melintasi simpang ini akan semakin bertambah, sehingga kami merasa perlu untuk mengamankan perjalanan kereta api sekaligus memastikan keselamatan pengguna jalan melalui pembangunan fly over ini,” urai Risal. Sementara Fly Over Kedinding dibangun untuk meningkatkan keselamatan perjalanan KA, sekaligus memberi akses yang lebih aman untuk menghubungkan Desa Tarik dan Desa Kedinding. Sebelum dibangun fly over ini, terdapat jalan penghubung antar desa yang terletak di emplasemen Stasiun Kedinding. Sehingga berpotensi membahayakan perjalanan KA dan mengancam keselamatan warga yang beraktivitas di sekitar perlintasan ini.
Baca Juga: Kemenhub Lakukan Evaluasi Pasca Insiden Perkeretaapian Adapun terkait pembangunan Jalur Ganda Mojokerto-Sepanjang, dapat disampaikan bahwa jalur ganda ini merupakan bagian dari pembangunan Jalur Ganda Selatan Jawa. Selain pembangunan perlintasan tidak sebidang, pekerjaan proyek jalur ganda ini mencakup peningkatan jalur dan bantalan rel (semula R42 menjadi R54), peningkatan fasilitas operasi (persinyalan, telekomunikasi, dan kelistrikan), serta revitalisasi bangunan stasiun, jembatan maupun bangunan penunjang lainnya. “Secara umum, pembangunan Jalur Ganda Selatan Jawa, merupakan wujud komitmen kami dalam meningkatkan keselamatan, kecepatan, dan keandalan layanan kereta api, sehingga kami terus berfokus untuk menyelesaikan proyek ini pada ruas-ruas jalur lainnya,” pungkas Risal. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi