JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memandang PT Merpati Nusantara Airlines dengan realistis. Tanpa mengabaikan jasa-jasanya, dengan 1 unit pesawat Cassa, dan 2 unit twin otter, maskapai pelat merah itu pun dinilai tak akan mampu melayani penerbangan perintis. Di sisi lain, pengguna jasa di wilayah pelosok tetap harus dilayani. Dirjen Perhubungan Udara, Kemenhub, Herry Bakti, menuturkan, atas dasar itulah regulator menawarkan 19 rute yang tadinya hanya diterbangi Merpati. "Tender itu dilaksanakan dengan perhitungan dia punya pesawat berapa. (Merpati) Hanya punya 2 twin otter dan 1 Cassa. Kalau menang pun dia enggak bisa melayani juga perintisnya," kata Herry di Jakarta, Kamis (13/2). "Jadi Merpati itu boleh ikut (tender). Tapi kemampuan dia itu hanya 3 pesawat. Kemampuan Merpati sangat rendah," kata dia lagi. Lebih lanjut Herry menambahkan, saat ini proses tender 19 rute Merpati masih dalam proses. Ia pun mengaku belum mengantongi nama-nama pemenang tender. Hanya saja, dia menyampaikan beberapa maskapai yang memiliki pesawat twin otter sudah mengajukan. Beberapa diantaranya adalah Express Air dan Kalstar. "Ini masih dalam proses tender ya. Siapa yang udah dapat, siapa yang belum saya belum tahu," ujarnya. Namun, ia memastikan setelah diputuskan pemenangnya, maskapai yang bersangkutan langsung bisa menerbangi rute yang dimenangkan. Penerbangan perintis, lanjut Herry berlangsung sejak lama. Anggaran untuk subsidi perintis setiap tahun lebih dari Rp 300 miliar. Penerbangan perintis melayani wilaya pelosok Sumatera, Sulawesi, NTT, dan wilayah pelosok lain. Tahun lalu, Merpati masih melayani penerbangan perintis bersama, Susi Air, Trigana, MPA, serta Aviastar. (Estu Suryowati)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kemenhub: Kemampuan Merpati sangat rendah
JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memandang PT Merpati Nusantara Airlines dengan realistis. Tanpa mengabaikan jasa-jasanya, dengan 1 unit pesawat Cassa, dan 2 unit twin otter, maskapai pelat merah itu pun dinilai tak akan mampu melayani penerbangan perintis. Di sisi lain, pengguna jasa di wilayah pelosok tetap harus dilayani. Dirjen Perhubungan Udara, Kemenhub, Herry Bakti, menuturkan, atas dasar itulah regulator menawarkan 19 rute yang tadinya hanya diterbangi Merpati. "Tender itu dilaksanakan dengan perhitungan dia punya pesawat berapa. (Merpati) Hanya punya 2 twin otter dan 1 Cassa. Kalau menang pun dia enggak bisa melayani juga perintisnya," kata Herry di Jakarta, Kamis (13/2). "Jadi Merpati itu boleh ikut (tender). Tapi kemampuan dia itu hanya 3 pesawat. Kemampuan Merpati sangat rendah," kata dia lagi. Lebih lanjut Herry menambahkan, saat ini proses tender 19 rute Merpati masih dalam proses. Ia pun mengaku belum mengantongi nama-nama pemenang tender. Hanya saja, dia menyampaikan beberapa maskapai yang memiliki pesawat twin otter sudah mengajukan. Beberapa diantaranya adalah Express Air dan Kalstar. "Ini masih dalam proses tender ya. Siapa yang udah dapat, siapa yang belum saya belum tahu," ujarnya. Namun, ia memastikan setelah diputuskan pemenangnya, maskapai yang bersangkutan langsung bisa menerbangi rute yang dimenangkan. Penerbangan perintis, lanjut Herry berlangsung sejak lama. Anggaran untuk subsidi perintis setiap tahun lebih dari Rp 300 miliar. Penerbangan perintis melayani wilaya pelosok Sumatera, Sulawesi, NTT, dan wilayah pelosok lain. Tahun lalu, Merpati masih melayani penerbangan perintis bersama, Susi Air, Trigana, MPA, serta Aviastar. (Estu Suryowati)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News