Kemenhub mulai bangun gedung radar JAATS II



JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemhub) siap memulai konstruksi pembangunan gedung radar Jakarta Automated Air Traffic Services-II (JAATS-II) senilai Rp 362 miliar. Gedung itu berada di atas lahan seluas 7,8 hektare (ha) di kawasan Bandara Soekarno Hatta (Soetta) milik PT Angkasa Pura (AP) II.

Menurut Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, pembangunan gedung JAATS-II ini sejalan dengan pengadaan sistem radar baru di Bandara Soetta yang kini sedang dalam proses tender oleh AP II. Pembangunan radar baru bernama JAATS ini akan dilakukan Ditjen Perhubungan Udara Kemhub dengan dana dari APBN sebagai instansi penyedia gedung dan AP II sebagai penyedia peralatan. "Proses pembangunan gedung terus berlanjut. Kami targetkan ahir bulan akan diresmikan pembangunannya oleh Menteri Perhubungan," kata Bambang, Senin (19/3).

Dalam berbagai kesempatan, Kemhub memasang target bisa melakukan pemancangan tiang pertama pada Senin, 19 Maret 2012. Namun, lantaran terdapat kendala perizinan dengan pihak pemerintah daerah, rencana pemancangan tiang pembangunan ini mundur hingga akhir bulan Maret ini.


Rencananya, pembangunan gedung ini menggunakan kontrak tahun jamak dengan waktu pelaksanaan 32 bulan dengan rincian: 20 bulan masa konstruksi dan pengawasan serta 12 bulan masa pemeliharaan. Konstruksi direncanakan selesai Agustus 2013 dengan kontraktor PT Pembangunan Perumahan Tbk.

Gedung itu difungsikan khusus sebagai tempat peralatan JAATS. Peralatan itu berperan sebagai pengendali lalu lintas penerbangan, yang dapat melayani seluruh wilayah ruang udara Indonesia, terutama di kawasan barat. Sementara, gedung lama atau gedung JAATS existing (guardian) tetap akan difungsikan, yang diharapkan mempunyai kemampuan minimum sama dengan MATSC (Makassar Air Traffic Service Center).

Tengku Burhanuddin, Sekjen Indonesia National Air Carriers Association (INACA), menegaskan, bangunan radar JAATS II harus segera terealisasi mengingat Indonesia terlambat dibandingkan negara lain. "Padahal, industri penerbangan Indonesia punya berprospek cerah, lalu lintas penerbangan sudah sangat padat," ujarnya. Menurutnya, Indonesia harus segera punya memiliki pemantau radar dengan teknologi terbaru untuk mendukung kenyamanan dan ketepatan lalu lintas udara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri