KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mempercepat pembangunan jalur ganda kereta api atau double track Bandung-Cicalengka. Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati bilang, per akhir Desember 2023, pembangunan proyek ini sudah mencapai 75%. Pihaknya menargetkan pembangunan proyek ini rampung pada pertengahan tahun ini. "Jalur ganda Bandung-Cicalengka terus berjalan, rencananya selesai di pertengahan 2024," jelas Adita pada Kontan.co.id, Minggu (7/1).
Pembangunannya terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama sepanjang Gedebage-Haurpugur sepanjang 14 Km'sp dan kedua Kiaracondong-Haurpugur dan Haurpugur-Cicalengka 9,05 Km'sp. Adapun, total anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunannya mencapai Rp 1,2 triliun dan sepenuhnya dibiayai oleh APBN. "Anggaran sudah siap dari APBN dan pembangunan sesuai rencana," ungkap Adita.
Baca Juga: PJ Gubernur Jabar: Jalur Ganda Kereta di Cicalengka Rampung Tahun ini Diketahui, pembangunan jalur ganda ini juga akan dilakukan di petak lokasi kecelakaan KA Turangga dan KA Commuterline Bandung Raya, Jum'at (5/1) lalu. Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo mengatakan pembangunan jalur ganda ini untuk meningkatkan sistem persinyalan di seluruh jalur KA di Bandung Raya. "Jadi double track ini, termasuk peningkatan sistem persinyalan yang tadi mekanik elektrik, ini jalur di Bandung untuk double track semester 1 ini selesai semua tinggal satu petak lagi, jadi Juni insya Allah selesai," kata Didiek. Sementara itu, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menilai double track diperlukan utamanya di lintasan kecelakaan KA Turangga dan KA Commuterline Bandung Raya.
Terlebih, lintasan ini tergolong ramai, dalam keseharian dilintasi 60 commuter line dan 22 KA jarak jauh. Bahkan, di masa Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 ada penambahan 4 perjalanan KA jarak jauh, sehingga total 26 KA jarak jauh melintas setiap hari. Selain itu juga ada perbedaan sistem persinyalan di Stasiun Cicalengka dan Stasiun Haurpugur yang memperumet pengaturan dari perjalanan KA. "Dengan model yang persinyalan yang berbeda, petugas pengatur perjalanan harus memiliki keterampilan mengoperasikan persinyalan yang berbeda," jelas Djoko. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat