KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memproyeksi terjadi penurunan jumlah penumpang angkutan umum sebesar 0,18% pada penyelenggaraan natal 2019 dan tahun baru 2020 (nataru 2019/2020). Diperkirakan, total penumpang angkutan umum pada natal dan tahun baru periode ini sebanyak 16,41 juta penumpang. Bila dilihat, penurunan ini disebabkan adanya penurunan penumpang di transportasi udara. Pasalnya, penumpang penyeberangan, bus, kereta api, dan laut mengalami peningkatan.
Baca Juga: Natal dan Tahun Baru memoles kinerja Japfa Comfeed (JPFA) di akhir tahun Total penumpang bus pada nataru periode ini menjadi 1,75 juta naik 3,55% dari tahun lalu. Penumpang penyeberangan naik 6% dari 2,13 juta menjadi 2,27 juta, penumpang kereta api naik 4,04% dari 5,68 juta menjadi 5,91 juta, lalu penumpang laut naik 1,84% dari 1,17 juta menjadi 1,19 juta. Sementara, total penumpang udara turun 8,4% dari 5,76 juta menjadi 5,28 juta penumpang. Kepala Badan Litbang Perhubungan (BLP) Kemenhub Sugihardjo menerangkan, penurunan jumlah penumpang di angkutan udara disebabkan adanya penurunan penumpang tujuan luar negeri dan dalam negeri. "Penurunan itu cukup tajam karena 2 sisi. Jadi ada yang tujuan luar negeri juga turun. Kalau di dalam negeri memang ada faktor harga tiket yang masih dikeluhkan penumpang, juga karena membaiknya infrastruktur jalan," tutur Sugihardjo, Senin (9/12).
Baca Juga: APM optimis momentum natal dan tahun baru bisa dongkrak penjualan ritel Sugihardjo menjelaskan, dari survei yang dilakukan, pada natal dan periode tahun baru tahun ini, diketahui pergerakan yang tinggi atau sebesar 70% terjadi di wilayah Jawa baik untuk pengguna transportasi udara, laut hingga pesawat. Untuk pengguna angkutan darat di Jawa, terdapat 69% yang menggunakan Tol Trans Jawa. Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B. Pramesti mengatakan walaupun terjadi penurunan penumpang di nataru periode ini, penurunan tersebut masih lebih rendah dibandingkan penurunan penumpang pada libur lebaran dan idul fitri 2019 yang mencapai sekitar 20%. Dia berpendapat, penurunan ini disebabkan moda transportasi dan infrastruktur jalan yang sudah baik, sehingga ada perpindahan moda transportasi dari udara ke darat.
Baca Juga: Beroperasi 20 Desember, Tol Layang Japek II tak ada gerbang keluar di tengah jalan "Apalagi biasanya kalau mudik itu sekeluarga, kalau naik transportasi darat itu lebih efisien juga. Kalau harga tiket sudah tidak (tinggi) seperti dulu, sudah terjangkau. Jadi
trafic-nya sudah naik," ujar Polana. Polana juga mengatakan saat ini maskapai penerbangan sudah memberikan berbagai penurunan harga tiket pesawat. Sehingga dia berharap, penurunan jumlah penumpang di nataru periode ini ini bisa lebih rendah daripada yang diperkirakan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .